REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang hari raya Idul Fitri banyak para muzakki di kota besar-besar khususnya DKI Jakarta yang menyempatkan waktu untuk menunaikan zakat terutama mereka yang tidak mudik ke kampung halaman. Tingginya animo masyarakat ini dimanfaatkan LAZ Al Azhar untuk membuka layanan 24 jam nonstop di Gerai Zakat area Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan.
Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar, Sigit Iko Sugondo mengaku, layanan 24 jam ini sudah dimulai dari 10 hari terakhir Ramadhan. “Seperti tahun-tahun sebelumnya, biasanya para muzakki akan mulai memadati gerai zakat kami menjelang lebaran, dimulai dari ba’da sahur sampai malam hari. Layanan nonstop ini tujuannya agar bisa lebih luas melayani masyarakat yang ingin bayar zakat,'' kata Sigit.
Karena tingginya minat muzakki, antrean panjang pun tidak dapat dihindarkan. Untuk menyiasati agar muzakki tetap merasa nyaman saat mengantre, LAZ Al Azhar menyediakan kopi gratis kepada para pengunjung yang disajikan oleh seorang barista sekaligus amil zakat LAZ Al Azhar.
Diakui Sigit, kopi yang disediakan sangat spesial, bukan kopi biasa dan mempunyai story yang unik. Berasal dari Desa Plakat, Muara Enim, Sumatera Selatan yang merupakan desa binaan. Dulu desa ini kering dan gelap selama puluhan tahun tanpa adanya listrik.
Kini berkat pendampingan program Indonesia Gemilang Desa Pelakat menjadi subur dan terang menderang dengan didirikannya PLTMH. Kopi hasil panen para petaninya pun telah dibuka akses pasarnya hingga ke kota besar hingga meningkatkan kesejahteraan mereka. Puncaknya, Desa Pelakat meraih penghargaan Desa Pro Iklim 2015 oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Muzakki yang berdonasi sekaligus kami edukasi bahwa dana zakat yang mereka salurkan kami kelola untuk mengentaskan kemiskinan hingga ke pelosok, dari yang awalnya desa terpencil dan tertinggal menjadi Desa Gemilang berprestasi,'' jelas Sigit.
Bagi masyarakat yang ingin merasakan sensasi kopi nikmat khas Desa Pelakat sambil mendengarkan history-nya bisa langsung mengunjungi Gerai Zakat di Masjid Agung Al Azhar. “Ngopi di Cafe itu biasa, tetapi ngopi sambil beribadah itu baru luar biasa. Karena ada cerita di setiap teguknya,'' tutup Sigit.