Selasa 13 Jun 2017 15:52 WIB

Baznas Kuatkan Akidah Narapidana Wanita di Lapas

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Pengajian di sebuah Lapas wanita (ilustrasi).
Foto: http://esq-news.com
Pengajian di sebuah Lapas wanita (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Bulan Suci Ramadhan tahun ini, Badan Amil Zakat Nasional  (Baznas) mengembangkan program dakwah komunitas khusus kepada narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pondok Bambu, Jakarta Timur. Berbagai program diadakan untuk menguatkan akidah para narapidana wanita, sehingga saat keluar nanti bisa hidup di tengah masyarakat. 

Serangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan antara lain yaitu lomba tilawah dan hafalan ayat Alquran, cerdas cermat, dan lomba dai narapidana. Puncak kegiatan tersebut jatuh pada Selasa (13/6) dan dihadiri oleh Direktur Koordinasi Pendistribusian, Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Nasional, Muhammad Nasir Tajang bersama Ustazah Okky Setiana Dewi dan Haykal Kamil.

Nasir Tajang mengatakan, program dakwah dan pemberdayaan kepada narapidana wanita ini sangat penting dalam rangka penguatan akidah keislaman dan peningkatan keterampilan mereka. Terutama, sebagai bekal persiapan ketika kelak kembali ke masyarakat menjalani peran besar sebagai isteri, ibu dan warga yang lebih baik.

“Masalah ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, dan minimnya keterampilan yang dimiliki warga binaan menjadi faktor dominan yang membuat mereka terlibat dalam berbagai kasus kejahatan dan penyimpangan.” ujar Nasir kepada Republika.co.id, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/6).

Hal itu diperparah dengan anggapan buruk khalayak umum selama ini terhadap narapidana wanita, sehingga memicu mereka untuk kembali melakukan kejahatan. Karena itu, Baznas mencoba memecahkan masalah sosial ini dengan menghadirkan tenaga pengajar dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), terutama bagian ekonomi untuk pengembangan keterampilan dan pembukaan akses pasar bagi produk hasil keterampilan warga binaan.  

Sebagian narapidana, saat ini, telah aktif dalam kegiatan keterampilan seperti tata busana, kerajinan tangan, tata boga, dan PKBM dengan segala keterbatasannya. Hasil karya tata busana seperti mukena dan baju perempuan yang diberi merk “Bamboos” ini sudah banyak terjual, namun mereka butuh akses pasar yang lebih luas.

“Mayoritas pengajar adalah tenaga pendamping, yakni warga binaan yang punya skill dan diperbantukan untuk memperluas jangkauan pemasaran hasil karya narapidana sehingga program ini benar-benar bermanfaat dan berkelanjutan,” katanya.

Dalam kegiatan hari ini, Baznas memberikan bantuan berupa 400 paket kebersihan wanita dan perlengkapan ibadah serta hidangan berbuka puasa. Kedepannya Baznas akan menyelenggarakan kelas tahsin dan hafalan quran serta fikih ibadah praktis muslimah bagi warga binaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement