Selasa 13 Jun 2017 00:53 WIB

Zakat Solusi Masalah Kemiskinan

Zakat
Foto: Antara
Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sehabis subuh Nurlali, warga Mata Air, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, bersiap berangkat ke Masjid Nurul Iman yang berlokasi di Jalan Alang Lawas, Padang.

Beberapa hari sebelumnya pengurus masjid yang ada di dekat rumahnya datang mengantarkan enam lembar voucher senilai Rp150 ribu yang dapat ditukarkan dengan beragam kebutuhan pokok. "Silahkan tukarkan voucher ini di Masjid Nurul Iman dengan kebutuhan pokok," pesan pengurus masjid kepadanya.

Perempuan tiga anak yang ditinggal mati suami itu sehari-hari menjadi sebagai tukang cuci di beberapa rumah yang ada di kompleks bergegas berangkat untuk menukarkan voucher. Tiba di lokasi warga sudah ramai berbelanja. Beragam kebutuhan pokok tersedia pada pasar murah dan bazar peduli yang digelar Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang tersebut.

Ia memutuskan untuk berbelanja beras, minyak goreng dan gula serta sebotol sirup.  "Alhamdulillah ini cukup meringankan dan cukup untuk persedian dua pekan ke depan," ujarnya tersenyum.

Meskipun kondisi ekonominya cukup sulit ia tidak mau mengemis. Baginya selagi mau usaha maka akan ada jalan memperoleh rezeki. Ia berharap ada yang memfasilitasi modal usaha untuk membuka warung kecil-kecilan di depan rumahnya. Namun ia tidak tahu kemana hendak mengadu.

Lain lagi kisah yang dihadapi Ramalius, pembuat kerupuk merah yang berdomisi di Gadut, Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang. Dua tahun merintis usaha kerupuk merah dan sudah mulai berkembangmusibah datang menghampiri pada 2006. Akibat kompor meledak, tempat usahanya terbakar menyebabkan seluruh alat produksinya ludes.

Tidak hanya peralatan, kaki Ramalius juga sempat disambar api sehingga mengalami luka bakar ketika itu.

"Uang habis, oven dan semua peralatan produksi juga tidak bisa dipakai," katanya.

Karena ingin terus melanjutkan usahanya yang telah menghidupinya, Ramalius mencoba mencari pinjaman modal untuk mulai usaha kembali. Berdasarkan anjuran tetangga ia mengajukan permohonan bantuan modal usaha ke Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT Semen Padang.

"Alhamdulillah permohonan ditanggapi LAZ Semen Padang dibantu Rp10 juta yang langsung dibelikan alat alat, berupa mesin potong, alat pengaduk dan oven," kata dia. Usai musibah itu Ramalius memulai kembali produksi kerupuk merah dan produknya mendapatkan pasar yang cukup luas.

Setelah tiga tahun berjalan ia pun membeli satu mobil boks untuk memaksimalkan pemasaran sehingga usaha semakin berkembang.

"Karena ingin maju keuntungan sebagian saya tabung akhirnya bisa beli mobil boks untuk mengantar kerupuk. Dulu hanya menunggu orang menjemput, dengan ada mobil pemasaran lebih mudah," ujarnya.

Kini rata-rata sehari ia mampu memproduksi kerupuk merah hingga satu ton dibantu tujuh orang karyawan. Meski usahanya sudah besar, Ramalius tetap terlibat langsung dalam proses produksi demi menjaga kualitas.

Ramalius mengakui produksi kerupuk bergantung cuaca karena harus dijemur. Sebelumnya ia mencoba membuat mesin pengering tapi jebol, akhirnya saat ini kalau hujan akan menghambat pembuatan.

Saat ini untuk pemasaran Ramalius sudah punya pasar sendiri, bahkan ia mengaku kewalahan memenuhi permintaan.

"Pelanggan biasanya menelpon minta berapa lalu diantar dengan mobil boks, ada juga yang menjemput ke pabrik," kata dia.

Ia mengatakan kerupuknya dipasarkan di Padang, Dharmasraya hingga ke Jambi dan Bandung.

Memaksimalkan pemasaran kerupuknya, Ramalius menjalin kerja sama dengan produsen mi kuning dengan saling membantu memasarkan produk masing-masing.

"Kalau orang butuh mi, pasti perlu kerupuk sebagai pelengkap, berapa mi terjual sebanyak itu pula kerupuk diperlukan," ucapnya.

Ia bahkan mengaku belum sanggup memenuhi tingginya permintaan karena masih banyak yang belum terlayani.

Namun ia bersyukur berkat bantuan LAZ Semen Padang ia kembali bangkit setelah mendapatkan musibah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement