REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad se bagai ra sulNya,” ujar Kari Ann Owen tanpa ragu. Baginya hanya ada Allah, Tuhan dengan banyak nama, Tuhan yang terkenal de ngan kuasanya yang tidak terbatas. Yaitu, yang mampu hadir sebagai manifestasi dari cinta, tolerasi, dan kasih sayang di tengah manusia.
Jalan Kari untuk berkenalan dengan Islam dan Allah terjadi saat usianya 14 tahun. “Ini terjadi ketika sutradara yang saya kagumi, Tony Richardson, meninggal karena AIDS,” tutur perempuan yang dikenal sebagai penulis puisi dan drama ini. Richardson menderita AIDS setelah dia mengikuti hasratnya menjadi seorang homoseksual. Kabar kematian Richardson menyentak Kari, membuatnya kecewa dengan sistem masya rakat di AS yang terlalu mendewakan kebebasan.
Sejak saat itu dia mulai tertarik untuk mengenal sistem kemasyarakatan di luar Amerika dan negara Barat. Dia kemudian mengintip kondisi sosial di negara yang menjunjung tinggi Islam sebagai tuntunan moral. Keinginan Kari untuk mempelajari kondisi sosial di negara Islam juga didorong oleh cerita tentang asal usul nenek mo yangnya.
Nenek moyang Kari berdarah Spanyol. Mereka merupakan penganut agama Ya hudi yang tinggal di lingkungan Muslim. Pada 1492, komunitas Yahudi diusir, tetapi Khalifah Utsmani menunjukkan belas kasihnya dengan membantu para pengungsi Yahudi saat itu.
Kisah itu membuatnya merasa semakin dekat dengan Islam dan mulai belajar tentang Islam. Tak mainmain, ia bahkan melakukan sejumlah penelitian tentang Islam. Dia memulai penelitiannya dengan melakukan wawancara di sebuah toko makanan halal di San Fransisco. Di situ, Kari melihat, lalu mengagumi seorang Mus limah berjilbab yang menjadi pelanggan toko tersebut.
“Dia bersikap sangat baik dan anggun. Dia juga rajin membaca, menulis, dan mampu berbicara dalam empat bahasa. Dia sangat brilian, tetapi sama sekali tidak sombong,” katanya.