Senin 29 May 2017 15:13 WIB
Belajar Kitab

Az-Zawajir Urai Keutamaan dan Syarat-Syarat Tobat

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Pertobatan yang sungguh-sungguh dan disertai penyesalan pasti diterima Allah SWT.
Foto: Blog.febc.org
Pertobatan yang sungguh-sungguh dan disertai penyesalan pasti diterima Allah SWT.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Al-Haitami membagi kitab az-Zawajir ke dalam dua bab utama. Pada bab pertama al-Haitami menjelaskan dosa-dosa besar yang berada dalam wilayah batin seseorang. Dosa besar itu tidak berkaitan secara langsung dengan pembahasan hukum fikih. Pada bab kedua, al-Haitami mengkhususkan bahasan tentang perbuatan lahir yang menyebabkan dosa besar dan memiliki keterkaitan langsung dengan ulasan hukum.

Dilihat dari segi ini, metode fikih yang digunakan oleh al-Haitami adalah metode dan pendapat yang digunakan dalam Mazhab Syafi'i. Al-Haitami melengkapi karyanya itu dengan menguraikan keutamaan dan syarat-syarat taubat. Tidak hanya itu, al-Haitami menyebutkan pula bahasan karakteristik surga dan neraka. Harapan al-Haitami tak lain supaya sumbangsih kecilnya itu mampu memberikan dorongan sekaligus peringatan bagi umat Islam agar menghindari berbagai tindakan yang bisa mengarah ke dosa besar.

Al-Haitami memulakan uraiannya dengan menegaskan adanya kategorisasi dosa besar dan kecil. Pendapatnya itu menyanggah pendapat sejumlah ulama, di antaranya Abu Ishaq al-Isfarayini, Abu Bakar al-Baqilani, Imam al-Haramain, dan Ibn al-Qusyairi. Mereka mengatakan, semua dosa sama besarnya. Tidak ada kata kecil dalam dosa, semuanya adalah dosa besar. Jika misalnya dikatakan ada dosa kecil, sejatinya pengertian 'kecil' yang dimaksud ialah apabila dibandingkan dengan dosa yang lebih besar dari itu.

Pendapat yang sama berlaku pula dalam Sekte Mu'tazilah. Di antara dasar yang dijadikan sebagai pijakan pendapat kelompok ini adalah ayat berikut : 31. Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu. ( QS an-Nisaa' [4] : 31).

Akan tetapi , dalam pandangan al-Haitami, sebagaimana yang disepakati oleh mayoritas ulama, tidak semua dosa itu dianggap sebagai dosa besar. Adakalanya dosa-dosa itu tidak sampai pada batas dosa besar. Artinya, ada sejumlah dosa yang dikategorikan sebagai dosa kecil.

Sekalipun harus diakui, sepatutnya sebagai bentuk ketakwaan terhadap Sang Khaliq, tidak terdapat rasa mengecilkan sebuah dosa. Namun, ia menyatakan, pembedaan dosa itu ada dalam syariat, bahkan dikuatkan dengan berbagai dalil Alquran dan hadis. Di beberapa ayat, Allah membedakan antara kefasikan dan kemaksiatan, misalnya. Pun demikian, Rasulullah secara jelas pernah mengemukakan tujuh atau sembilan perbuatan yang termasuk dosa besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement