Senin 15 May 2017 16:45 WIB

Saudi Sempat Larang Umat Islam Kunjungi Situs Kaum Tsamud yang Diazab

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Situs besejarah di Madain Saleh yang terbuka untuk turis di Arab Saudi
Foto: BBC
Situs besejarah di Madain Saleh yang terbuka untuk turis di Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara semua makam yang ada di Madain Saleh, Qasr al Farid merupakan yang paling berkesan. Dari Qasr al Farid, pemandangan batu-batu potong di tengah padang pasir menampilkan pemandangan luar biasa. Bongkahan batu berwarna keemasan muncul dari dataran padang pasir dengan ukiran hasil tempaan hujan dan angin berabad-abad.

Bangunan ini dinamakan al Farid karena merupakan bangunan tunggal di antara batu-batu raksasa. Namun, tampaknya sebagian pahatan Qasr al Farid belum selesai. Sejumlah sumber menyebut, bangunan ini dibuat atas instruksi seseorang bernama Hayan bin Koza.

Ada pula makam Al-Sane yang merepresentasikan elemen kunci pada makam-makam peninggalan Kerajaan Nabatea. Makam ini memiliki lima objek elemen, pahatan di atas pintu, dan sebuah mihrab tempat jenazah dikuburkan.

Di kawasan bersejarah ini juga ada Al-Kheremat, sebuah situs yang memiliki 20 kuil dengan kondisi yang masih terjaga baik. Di situs ini terdapat banyak simbol yang mirip simbol-simbol pada peradaban Mesir dan Ethiopia. Seekor griffin dan bunga-bunga nampak pada sebuah cawan yang digunakan untuk ritual pemakaman.

Kesunyian Madain Saleh memberi kesan tersendiri. Berjalan-jalan di sekeliling bangunan, yang tertinggal hanya jejak kaki atau bekas ban. Madain Saleh nampak seperti orang yang kesepian dan dingin, tapi wujudnya tidak lekang oleh waktu.

Berbeda dengan Petra yang ramai turis, penjual cendera mata dan keledai tunggangan, Madain Saleh sangat sunyi karena tidak banyak orang di sana. Sebagian umat Islam tak mau mengunjungi Madain Saleh karena situs ini diyakini dikutuk akibat kaum yang hidup di Kerajaan Nabatea membangkang untuk menyembah Allah SWT. Sementara, visa untuk wisatawan non-Muslim sulit didapat. Akibatnya, jarang ada wisatawan yang berkunjung ke Madain Saleh, kota di tengah gurun itu.

Selama bertahun-tahun, Dewan Tinggi Ulama Arab Saudi memberlakukan fatwa yang melarang Muslim mengunjungi situs yang dulunya menjadi tempat tinggal kaum Tsamud yang diazab. Fatwa ini didasarkan pada Hadis ketika Rasulullah SAW melintas Madain Saleh menuju Tabuk.

Saat melintas, Rasulullah berkata, ''Jangan melintasi tempat tinggal di mana orang-orang berbuat dosa, bahkan tidak menitikkan air mata atas kesalahan mereka.''

Menangis atau menitikkan air mata dalam hadis itu maksudnya menyesal karena telah melanggar perintah Allah SWT. Rasulullah juga meminta para sahabat untuk tidak memakan dan meminum air dari daerah itu.

Belakangan setelah fatwa itu dicabut, para arkeolog dari AS, Prancis, dan Jerman meneliti situs ini untuk menggali sejarahnya. Badan Pariwisata dan Cagar Sejarah Arab Saudi, bahkan mempromosikan situs ini untuk menghidupkan ekonomi lokal.

Bagi Pemerintah Saudi merupakan perjuangan sendiri untuk membuat Madain Saleh jadi objek menarik bagi wisatawan. Diabaikan bertahun-tahun dan dikenal sebagai tempat terkutuk, anak muda Saudi tidak banyak yang tertarik menggali sejarah di sana.

Pemerintah Saudi juga mempermudah akses jalan menuju ke sana. Namun, Pemerintah Saudi sengaja membiarkan Madain Saleh tanpa restoran atau toko serba ada. Alasannya, karena mereka mengikuti perintah Rasulullah untuk tidak makan atau minum di tempat yang pernah diazab oleh Allah SWT.

Selain bangunan, para arkeolog yang berhasil menggali situs Madain Saleh juga menemukan potongan kain, tali, dan material organik lain. Temuan material ini diharapkan bisa memberi informasi mengenai praktik penguburan jenazah warga Nabatea kala itu.

Tidak jauh dari Madain Saleh, ada sebuah bukit bernama Jabal Ithlib, bukit yang diyakini jadi tempat orang-orang Nabatea menyembah dewa gunung, Dushara. Jabal Ithlib punya sebuah bangunan dengan relung berukir untuk pemujaan.

Di sana juga ada kanal-kanal untuk menampung dan mengalirkan air hujan ke penampungan air. Ini jadi contoh lain kemampuan orang Nabatea menampung air.

Dari Jabal Ithlib, Madain Saleh terlihat jelas. Pemandangan akan terlihat lebih indah menjelang sore hari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement