Sabtu 13 May 2017 21:20 WIB

Mozambik Sering Dikunjungi Saudagar Muslim

Rep: Heri Ruslan/ Red: Agung Sasongko
Petani kapas Mozambik
Petani kapas Mozambik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sejatinya, Islam di Mozambik telah berakar sejak abad ke-10 M.  S Von Sicard dalam tulisannya yang bertajuk Islam in Mozambique: Some Historical and Cultural Perspectives mengungkapkan fakta itu. Menurut dia, Islam di Mozambik sebagai sebuah sejarah berarti kembali pada abad pertengahan, yakni abad ke-10 M.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa wilayah Mozambik telah dikenal dan sangat sering dikunjungi oleh penjelajah serta saudagar Muslim, ujar Von Sicard. Memasuki pertengahan abad ke-15, Kesultanan Muslim menguasai wilayah sepanjang pantai hingga mencapai Zambezi. Di wilayah itu perniagaan berkembang pesat.

Pada 1505, Portugis datang ke Mozambik dengan tujuan untuk menjajah dan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di wilayah itu. Sebelumnya, orang-orang India telah menemukan jalan ke negara itu. Kedatangan Portugis ke Mozambik telah memicu terjadinya konfrontasi antara Muslim dan Kristen di wilayah itu.

Umat Islam menghadapi masa-masa sulit di era penjajahan Portugis. Sepanjang periode Estado Novo (1926-1974), Katholik Roma menjadi agama yang dominan, bahkan menjadi agama resmi, terlebih saat itu pemerintah dan gereja menjalin sebuah aliansi. Sikap diskriminatif negara terhadap Islam mulai berkurang ketika meletusnya Perang Pembebasan di Mozambik.

Bahkan, mulai saat itu negera mulai meraih agama. Tujuannya, agar umat Islam tak bergabung dengan kelompok pro pembebasan.

 

Memasuki abad ke-18 M, posisi Islam di utara Mozambik bertambah kuat. Umat Islam lewat jaringan tarekat yang diikutinya berperan besar dalam menyebarkan agama Allah SWT. Bahkan, umat Islam di negara itu berjuang untuk meraih kemerdekaan. Baru pada 1975, Mozambik bisa terlepas dari belenggu penjajahan.

Pasca kemerdekaan umat Islam membentuk organisasi yang bergerak di bidang politik. Namun, gerakan politik umat Islam di Mozambik itu dikemas lewat berbagai program sosial. Kesulitan dan tantangan berat yang dialami dan dihadapi umat Islam Mozambik sejak 1987 mulai berkurang.

 

Sejak 1989 ketika era sosialis berakhir, umat Islam bisa dengan bebas menjalankan ibadahnya. Umat Islam sudah mulai mendirikan masjid baru. Umat Islam pun bersemangat untuk mendirikan bangunan masjid di setiap sudut kota serta perkampungan. Padahal, harga bahan bangunan di negara itu terbilang mahal.

 

Selain itu, Muslim Mozambik pun sudah memiliki wakil-wakilnya di parlemen. Kini Mozambik pun memiliki sebuah universitas Islam di Nampula dan memiliki cabang di Inhambane. Mozambik pun aktif menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement