Sabtu 13 May 2017 20:10 WIB

Masjid Nusretiye, Simbol Runtuhnya Kelompok Elite Militer

Ilustrasi - Pasukan Ottoman, Turki.
Foto: Hurriyet
Ilustrasi - Pasukan Ottoman, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Orkhan diangkat menjadi penguasa Kerajaan Turki Usmani (Ottoman) menggantikan ayahnya Usman I. Ia membentuk pasukan elite khusus yang diberi nama Janissary. Pasukan ini berasal dari bangsa-bangsa non-Muslim dari kawasan Eropa Timur yang wilayahnya berhasil dikuasai Kerajaan Ottoman.

Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Khilafah disebutkan, para personelnya terdiri dari anak-anak Kristen yang dididik secara khusus dan diarahkan agar mereka masuk Islam. Mereka ditempatkan di asrama militer di Adrianopel dan Istanbul.

Mereka mempunyai disiplin militer sejak mereka menerima pendidikan dasar kemiliteran yang ketat. Sewaktu-waktu mereka digunakan untuk berperang dan selalu sukses. Karenanya, Janissary menjadi pasukan andalan Kerajaan Ottoman dalam banyak peperangan yang dilakukannya.

Kisah terkenal mengenai kehebatan pasukan ini adalah ketika pasukan Byzantium kalah total saat Konstantinopel berhasil ditaklukan oleh tentara Kerajaan Ottoman yang dipimpin oleh Sultan Muhammad II pada 1453 M. Saat itu, Janissary adalah pasukan yang berperan penting dalam pertempuran tersebut. 

Selama beberapa abad, Janissary bertahan sebagai pasukan elite Kesultanan Ottoman. Karena statusnya itu, baik secara jumlah maupun status, Janissary berkembang semakin besar. Hal inilah yang di kemudian hari mendorong para personel Janissary menggunakan kekuatan yang mereka miliki untuk menentang sultan karena ingin memperoleh keuntungan bagi kepentingan kelompok mereka sendiri.

Sejarah mencatat sejumlah peristiwa bentrokan antara pasukan Janissary dan penguasa Ottoman. Pada 1525, pasukan elite ini berupaya melakukan pembunuhan terhadap penguasa Ottoman saat itu, Sultan Sulaiman I. Ketika rencana pembunuhan tersebut akan dilakukan, Sultan Sulaiman I tengah beristirahat di istana musim dingin di Edirne.

Pasukan elite Kerajaan Turki Utsmani ini juga pernah menduduki istana Perdana Menteri Ibrahim Pasya yang sedang bertugas ke Mesir. Selain itu, mereka pernah menduduki kantor bea cukai, rumah-rumah para pejabat negara yang lain, dan merusak tempat tinggal bangsa Yahudi.

Pada 1631-1632, Sultan Murad IV pun terlibat konflik dengan mereka soal pengangkatan Perdana Menteri Hafid Pasya yang tidak disetujui oleh pasukan Janissary yang cenderung berpihak kepada perdana menteri lama, Khosru Pasya, yang diberhentikan oleh Sultan.

Mereka juga membangkang terhadap Sultan Ahmad III pada 1727 karena Sultan berdamai dengan pihak musuh. Saat itu, mereka menuntut Sultan Ahmad III mundur dari jabatannya dan mengangkat sultan yang baru, sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Oleh karena tindakan Janissary yang merugikan kekuasaan negara, ketika Sultan Mahmud II berkuasa, pasukan elite ini dibubarkan pada 1826. Pembubaran tersebut juga didorong oleh keinginan Sultan Mahmud II untuk melakukan pembaruan pada bidang militer yang sudah ketinggalan zaman dengan merombak pasukan Janissary. Namun, keinginan Sultan itu ditolak oleh para perwira rendahan pasukan khusus, bahkan mereka memberontak.

Dengan adanya peristiwa tersebut, ada alasan bagi Sultan untuk membubarkan mereka yang didukung oleh pasukan Taujiyah (pasukan yang dikirim para penguasa daerah ke pemerintah pusat), para ulama dan mahasiswa. Sejak saat itu, pasukan Janissary yang telah berjasa di awal pemerintahan Ottoman hancur.

Yulianto Sumalyo dalam bukunya yang bertajuk Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim memaparkan, pembubaran kelompok Janissary ini bertepatan dengan selesainya proyek pembangunan masjid di kompleks asrama militer di kawasan Tophane, Istanbul. Oleh Sultan Mahmud II, masjid yang baru berdiri tersebut kemudian dinamakan Nusretiye yang artinya kemenangan gemilang.

Pemberian nama Nusretiye tersebut dimaksudkan untuk memperingati pembubaran kelompok elite militer yang membangkang. Karena pada 1822, ketika pembangunan masjid dimulai, Sultan Mahmud II sedang menghadapi masalah dan menekan kelompok Janissary yang sedang merongrong pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement