Selasa 09 May 2017 16:05 WIB

Semangat Menolong Kesengsaraan Umum Ruh Dakwah Muhammadiyah

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Agung Sasongko
Haedar Nashir
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Semangat menolong kesengsaraan umum menjadi salah satu ruh dakwah Muhammadiyah dari waktu ke waktu. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir,  menyampaikan, dari semangat tersebut, lahirlah rumah sakit, polikklinik, panti asuhan, rumah miskin, rumah yatim, dan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat.

“Dasarnya ada pada surat al-Ma'un, bahwa beragama itu harus terwujud dalam gerakan membebaskan, memberdayakan, dan memajukan masyarakat dhu'afa mustadh'afin. Inilah dasar lahirnya teologi Al-Ma'un sebagai teologi pembebasan,” paparnya pada Republika.co,id, Selasa (9/5).

Menurut Haedar, teologi al-Maun sendiri memiliki beberapa prinsip. Pertama, Islam sebagai agama amal yang menjunjung tinggi perbuatan baik sebagai bagian dari iman. Kedua, Islam agama pembebasan yang mengangkat kaum lemah dari penindasan. Ketiga, Islam agama praksis, yakni aksi yang bersifat humanisasi dan emansipasi, lalu membawa orang lemah menjadi berdaya dan maju.

Di Muhammadiyah sendiri, semangat menolong kesengsaraan umum teraplikasi dalam lima gerakan. Antara lain melalui amal usaha kesehatan, pelayanan sosial, gerakan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana, dan gerakan lembaga amil zakat infak sedekah (Lazis) untuk memobilisasi dana umat.

Semua gerakan itu, menurut Haedar, diarahkan pada program-program lapangan agar orang-orang lemah tidak sekedar disantuni. Tapi mereka bisa menjadi orang-orang yang berdaya, mandiri, dan memiliki kemampuan usaha.

Salah satu program unggulan yang saat ini sedang digarap Muhammadiyah adalah Gerakan 1.000 Klinik. Maka itu tak heran banyak klinik-klinik baru Muhammadiyah yang bermunculan di berbagai daerah, seperti Klinik Apung di Maluku.

“Sekarang kami baru punya enam kapal untuk Klinik Apung. Ke depannya, kami ingin mengembangkan Klinik Apung agar bisa melayani kebutuhan kesehatan di pulau-pulau lain,” tutur Haedar. Di sisi lain, Aisyiyah juga memiliki program gerakan kesehatan preventif, seperti program bayi sehat, Posyandu, dan gerakan merujuk orang sakit.

Selain itu pemberdayaan ekonomi masyarakat juga menjadi fokus penting Muhammadiyah. Saat ini Muhammadiyah sedang berusaha masuk ke daerah-daerah terjauh, seperti ke Suku Kokoda di Papua. Awalnya mereka tidak memiliki lahan. Lalu Muhammadiyah membelikan lahan untuk mendorong pemberdayaan suku Kokoda. Dengan begitu, saat ini mereka dapat hidup lebih baik.

Haedar menegaskan, filosofi al-Ma'un dan penerapan semangat menolong kesengsaraan umum sendiri sangat luas. Bahkan pada praktiknya hal tersebut harus dilakukan pada siapapun tanpa memandang suku, ras, atau agama. “Siapapun yang sengsara harus ditolong tanpa ditanya agamanya, sukunya, rasnya, dan golongannya. Inilah wujud nyata Islam rahmatan lil'alamin,” ujar Haedar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement