Senin 08 May 2017 15:09 WIB

MUI: Umat Jangan Saling Mengafirkan

Logo MUI
Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau umat Islam di daerah tersebut untuk tidak saling menyalahkan dan mengafirkan. Pasalnya, mengafirkan seseorang atau sekelompok orang, tidak memberikan dampak positif bagi yang menuding dan mengkafirkan.

"Salah satu problem yang saat ini berkembang dan ada di masyarakat yaitu adanya tudingan mengafirkan kelompok tertentu," ungkap Ketua MUI Palu, Prof Zainal Abidin, kemarin.

Zainal menegaskan, tudingan mengafirkan seseorang atau sekelompok orang, muncul dari sekelompok orang yang menganut paham dan pendapat tertentu, dengan memakai suatu dalil dan suatu pendapat yang dianggapnya paling benar. Padahal, sebut dia, orang yang mengafirkan dengan berlandaskan pada suatu dalil tertentu, tidak mengetahui asal muasal dalil yang digunakan atau sebab-sebab turunnya dalil tersebut. Bahkan tidak mengetahui posisi dalil yang digunakan apakah shahih, hasan atau dhaif.

"Menyalahkan orang lain bahkan mengafirkan hanya karena pemahaman yang sempit dalam memahami suatu dalil. Sementara, dalil yang digunakan untuk mengafirkan bisa jadi dhaif atau tidak kuat," katanya.

Karena itu, dia menegaskan, jangan menuding orang bersalah serta mengafirkan seseorang atau sekelompok orang penganut paham tertentu dalam beragama dan dalam kehidupan sosial. Saat ini, kata dia, sekelompok orang penganut paham tertentu cenderung menyalahkan dan mengafirkan penganut faham lain hanya karena berbeda pendapat pada hal-hal yang tidak prinsip dalam Islam.

"Misalkan ada yang pakai celana diatas mata kaki dan dibawah mata kaki. Mestinya hal-hal seperti itu tidak diperdebatkan, karena tidak prinsip dalam beragama atau dalam Islam," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa Islam seagai agama rahmatan lil alaamiin lebih menekankan pada akhlak atau sopan dan santun. Akan tetapi, masalah pakaian tidak menjadi indikator seseorang benar atau salah, atau pula seseorang masuk surga atau tidak masuk surga.

"Oleh karena itu jangan memaksakan pendapat kita untuk diikuti oleh orang lain. Silahkan jalankan pendapatmu, tetapi jangan mengafirkan orang yang tidak sependapat dengan pendapat yang kalian anut," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement