Ahad 07 May 2017 15:39 WIB

Suara Muhammadiyah: Minim, Pemberitaan Peran Strategis Tokoh Muslim Tionghoa

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Agung Sasongko
Suara Muhammadiyah
Foto: Muhammadiyah
Suara Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini, tak sedikit tokoh-tokoh Muslim Tionghoa berperan aktif dalam dakwah Islamiyah. Sayang, begitu sedikit pemberitaan ihwal kontribusi mereka.

Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari mengatakan, kontribusi tersebut coba diulas Suara Muhammadiyah. Terlebih, masih minim kajian-kajian akademik yang mampu mengungkap peran sosial serta partisipasi etnis Tionghoa.

"Karena itu Suara Muhammadiyah sebagai media massa Islam yang lahir dan menjadi bagian dari sejarah bangsa ingin mengulas lebih dalam peran-peran strategis serta kontribusi etnis Tionghoa khususnya Muslim Tionghoa dalam perjalanan bangsa Indonesia," kata dia dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, baru-baru ini.

Deni mengungkap, selain menelisik tentang sejarah kiprah Muslim Tionghoa terhadap pembangunan di Indonesia, perlu juga ditelusuri genre sosial budaya Muslim Tionghoa di Indonesia. 

Ketua Koordinator Simposium Internasional yang juga sorang pemerhati sejarah, Ahmad Muarif, mengungkapkan berdasarkan hasil penelusuran data oleh Pusat Data Penelitian dan Pengembangan (Pusdalit) Suara Muhammadiyah, terungkap banyak tokoh Muslim berlatar belakang Tionghoa yang penjadi perintis dan penggerak Muhammadiyah.

"Contohnya di Ambon, Bengkulu, Yogyakarta, dan lain-lain. Temuan ini perlu diangkat lebih lanjut agar sentimen SARA dan prasangka buruk terhadap Tionghoa Muslim ataupun Tionghoa pada umumnya yang kian meruncing bisa dinetralisir,’’ ujarnya.

Simposium internasional yang digarap langsung oleh event organizer milik Suara Muhammadiyah yaitu SM Kreatif ini akan menghadirkan sejumlah tokoh bangsa, ahli sejarah, dan pemerhati Tionghoa. Termasuk di antaranya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Asman Abnur, Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Ketua WALUBI Bidang Hubungan Internasional Philip K Widjaja, Ekonom dan Cendekiawan Islam Syafii Antonio, Pakar Ilmu Sosial dan Peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute Hew Wai Weng, dan Sejarawan UGM Yuanda Zara.

Selain itu, acara akbar ini akan dihadiri 300 peserta yang terdiri dari tamu undangan yang berasal dari berbagai elemen pemerintah dan organisasi masyarakat, akademisi atau mahasiswa, dan juga umum. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement