Rabu 03 May 2017 15:00 WIB

Jejak Kerajaan Islam di Tanah Jawa

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Pulau Jawa
Foto:

Sebelum Sunan Giri wafat, Raden Patah telah mengundangnya bersama dengan bupati Tuban, bupati Madura, bupati Surapringga, dan para sunan lainnya. Tujuan pertemuan ini adalah konsolidasi kekuatan Muslim untuk melawan Kerajaan Majapahit.

Namun, secara pribadi hubungan Raden Patah dengan Prabu Brawijaya sama sekali dekat. Sebab, ia merupakan putra sang prabu dari hasil pernikahannya dengan putri Cina. Istrinya itu adalah anak kandung Kiai Bantong, seorang saudagar sekaligus sahabat Prabu Brawijaya sendiri.

Pernikahan Prabu Brawijaya dengan putri Cina ini disebabkan istri sebelumnya, seorang putri Campa bernama Dwarawati, mandul. Setelah konsolidasi terbina baik, Raden Patah mengumpulkan segenap pemuka Muslim di Demak. Mereka semua lantas bergerak dan mengepung pusat kerajaan Majapahit.

Namun, Prabu Brawijaya beserta para loyalisnya mampu lolos dalam pengepungan ini. Atas nasihat Sunan Ngampel, Sunan Giri diangkat menjadi raja Majapahit selama 40 hari untuk menghilangkan segala pengaruh raja kafir.

Sesudah itu, takhta diserahkan kepada Raden Patah, yang lantas dikukuhkan sebagai sultan Demak. Pembangunan Masjid Demak menandai berakhirnya kekuasaan Majapahit pra-Islam sekaligus dimulainya Islamisasi Jawa dari kalangan elitenya. Dengan demikian, Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Namun, eksistensi Kesultanan Demak tidak bertahan begitu lama. Berdiri pada 1475, kerajaan ini runtuh 79 tahun kemudian karena perebutan kekuasaan di lingkaran elitenya sendiri. Pada 1560, pusat kekuasaan Islam di Jawa bergeser ke Pajang, yakni dekat Surakarta, Jawa Tengah, sekarang.

Sosok di balik itu adalah Joko Tingkir. Dia pernah mengabdi pada Kesultanan Demak sebelum negeri ini runtuh pada 1554. Joko Tingkir merupakan menantu Sultan Trenggono dan akhirnya menjadi bupati Pajang. Konflik di lingkaran elite Kesultanan Demak menyebabkan Arya Penangsang naik takhta setelah membunuh sanak familinya sendiri, Sunan Prawoto. Arya berencana pula membunuh Joko Tingkir, tetapi upayanya ini gagal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement