Sabtu 29 Apr 2017 19:30 WIB
Belajar Kitab

Tanqih Al-Qawl Al-Hatsits: Kiat Menjadi Mukmin Sejati

Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap umat Islam menginginkan dirinya menjadi hamba yang saleh, taat menjalankan ibadah yang diperintahkan Allah SWT dan Rasul-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya. Karena itu, dalam Alquran, Allah memerintahkan setiap Mukmin (orang yang beriman) agar masuk dan mempelajari agama Islam secara menyeluruh (kaffah).

''Hai, orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah) dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, setan itu musuh yang nyata bagimu.'' (Albaqarah [2]: 208).

Ayat ini menggambarkan bahwa menjadi Mukmin sejati itu tidaklah mudah. Banyak godaan dan halangan yang dihadapi umat Islam. Di antaranya adalah bujuk rayu setan yang senantiasa menjerumuskan manusia pada jalan kesesatan.

Rasulullah SAW mengajarkan berbagai cara bagi umat Islam untuk menghindari bujuk rayu setan. Di antaranya ialah senantiasa menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Berkaitan dengan hal inilah, tampaknya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi bin Ali al-Bantani al-Jawi (1230-1315 H/1814-1890 M)--lebih dikenal dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani--menyusun kitab yang diberi nama Tanqih al-Qawl al-Hatsits bi syarh Lubab al-Hadits, syarah atau penjabaran dari kitab Lubab al-Hadits karya Syekh Jalaluddin  bin Abu Bakar as-Suyuthi.

Kitab Tanqih al-Qawl al-Hatsits ini berisi tentang berbagai amalan yang dapat dijadikan pegangan oleh umat Islam dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Kitab Tanqih al-Qawl al-Hatsits ini bukanlah kitab fikih yang biasa menjelaskan hukum-hukum ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya. Kitab ini secara spesifik berisi tentang berbagai fadhilah atau keutamaan dalam beramal.

Dalam kitab ini, sedikitnya terdapat sekitar 400 hadis Nabi SAW. Namun, seperti diakui sendiri oleh Syekh Nawawi al-Bantani, beberapa di antara hadis yang termuat dalam kitab ini tergolong dalam hadis dhaif (lemah).

''Kendati demikian, (hadis-hadis dhaif itu) sebaiknya jangan diabaikan sebab hadis dhaif ini bisa digunakan untuk fadhilah amal (keutamaan beramal), sebagaimana ditandaskan Ibnu Hajar al-Asqalani (773-852 H-1372-1449 M) dalam kitab Tanbih al-Akhyar,'' tulis Syekh Nawawi dalam mukadimah (pembukaan) kitab tersebut.

''Hadis dhaif juga bisa dijadikan hujjah untuk fadhilah amal dengan kesepakatan ulama, seperti dijelaskan dalam Syarh Muhadzdzab dan lainnya,'' tambah Syekh Nawawi.

Kitab Tanqih al-Qawl ini terdiri atas 40 bab keutamaan yang masing-masing bab berisi sekitar 10 hadis. Secara berurutan, kitab ini dimulai dengan bab keutamaan ilmu dan ulama, lalu dilanjutkan dengan bab keutamaan Laa Ilaha Illallah, keutamaan basmalah, shalawat Nabi SAW, iman, wudhu, siwak, azan, shalat berjamaah, Jumat, masjid-masjid, bersorban, puasa, ibadah fardhu, ibadah sunah, kelebihan zakat, sedekah, salam, doa, istighfar, dan berzikir kepada Allah.

Selanjutnya, dibahas pula kelebihan dan keutamaan bertasbih, taubat, fakir, nikah, beratnya hukum zina, azab bagi pelaku homoseksual, hukuman bagi peminum khamar, keutamaan memanah, berbakti kepada kedua orang tua, mendidik anak, tawadhu, diam, mengurangi makan dan minum, menyedikitkan tertawa, menjenguk orang sakit, mengingat kematian, mengingat kubur, larangan meratapi mayat, dan keutamaan sabar apabila tertimpa musibah.

Semua keutamaan ibadah dan larangan berbuat maksiat yang tertulis dalam kitab ini disandarkan pada hadis Nabi SAW dan penjelasan Alquran.

Disarikan dari Pusat Data Republika

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement