Rabu 26 Apr 2017 18:15 WIB

Kisah Nabi Musa dan Sungai Nil

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Mesir: Sungai Nil dari Lembah Raja-raja (Dasar) hingga ke Kairo dan Alexandria. Titik-titik cahaya bagian kanan memperlihan Gaza, Israel, Suriah dan Joran di potongan barat Mediteran
Foto:
Bendungan Aswan, Mesir saat proses pembangunan.

Dengan terus berkembangnya penduduk mesir, untuk mengontrol air dan melindungi lahan pertanian dari kerusakan akibat banjir, Pemerintah Mesir membangun bendungan Aswan. Bendungan ini kemudian dimanfaatkan Pemerintah Mesir untuk membuat tenaga listrik, sekaligus menyediakan air irigasi untuk lahan pertanian.

Catatan kuno menyebutkan, sebelum dibangun bendungan Aswan, Sungai Nil mengalir ke tujuh daerah dari timur hingga barat, yakni Pelusiac, Tanitic, Mendesian, Phatnitic, Sebennytic, Bolbitine, dan Canopic.

Namun, sejak dibangunnya bendungan Aswan, Sungai Nil kini mengairi dua cabang utama, yakni The Damietta (berhubungan dengan Phatnitic) di sebelah timur dan Rosetta (berhubungan dengan Bolbitinic) di bagian barat Sungai Nil. Batu Rosetta ditemukan di Delta Nil pada tahun 1799 di kota pelabuhan Rossetta (Rashid). Pada masa Firaun, daerah ini merupakan daerah Mesir Hilir. Daerah ini juga disebut "Tanah Goshen".

Sejumlah kota modern dan kuno yang berada di sekitar Sungai Nil, antara lain Alexandria, Avaris, Bilbeis, Bubastis, Canopus, Damanhur, Dimyath, Leontopolis, Mendes, Mit Abu al-Kum, Mansoura, Naucratis, Pelusium, Port Said, Rosetta, Sais, Tanis, Tanta, Zagazig, dan tentu saja Kairo.

Selain itu, rakyat Mesir juga dikenal sebagai negerinya para peternak domba. Kegiatan ini sudah berlangsung selama ribuan tahun silam. Bahkan, dalam Alquran disebutkan, ketika Nabi Musa akan menikah dengan putri Nabi Syuaib AS, maskawinnya berupa menggembalakan domba milik Nabi Syuaib. Kisah ini terekam dalam surah al-Qashash [28] : 27.

''Berkatalah dia (Syuaib) : ''Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan 10 tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberatkanmu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement