Rabu 26 Apr 2017 16:31 WIB

Undang Dubes Rusia dan Iran, Muhammadiyah Bahas Situasi Suriah

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Ketua Bidang Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Ketua Bidang Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muhammadiyah menghelat diskusi membahas situasi terkini dari Suriah di Pusat Dakwah Muhammadiyah. Diskusi menghadirkan Duta Besar Rusia Mikhail Galuzin dan Duta Besar Iran Valiollah Mohammadi.

Ketua Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah, Muhyiddin Junaidi, menjelaskan, fokus diskusi adalah untuk mengetahui situasi terkini Suriah. Tentu, utamanya usai serangan yang dilakukan AS, menimbulkan cukup banyak korban dan meningkatkan ketegangan di Suriah.

"Indonesia akan berusaha jadi inisiator perdamaian dan berusaha netral, serta berada di tengah sebagai mediator," kata Kiai Muhyiddin, Rabu (26/4).

Ia merasa, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam tertua di Indonesia, akan terus mencari solusi dari konflik dan krisis yang tidak berhenti di Suriah. Karenanya, Kiai Muhyiddin menilai penting mendatangkan perwakilan dari Rusia dan Iran, yang memang terkait erat dengan situasi di Suriah.

Kiai Muhyiddin mengungkapkan, diskusi ini sebenarnya turut mengundang Duta Besar AS untuk Indonesia, demi melihat dua sisi pandangan situasi di Suriah. Sayangnya, hingga detik terakhir diskusi belum ada jawaban yang dikeluarkan Kedutaan Besar AS, dan tentu diskusi harus dilanjutkan dengan atau tanpa AS.

"Sebab, saat kita membaca berita dari media-media terkadang tidak dari dua sisi," ujar Kiai Muhyiddin.

Meski begitu, ia menegaskan, Indonesia tidak menginginkan ada konflik dan begitu memimpikan perdamaian bisa terwujud di dunia. Maka itu, meski ini jadi yang pertama, PP Muhammadiyah akan melanjutkan menggelar diskusi serupa di bulan-bulan selanjutnya, setidaknya tiap beberapa bulan sekali.

"Kita memimpikan perdamaian terwujud di dunia, makanya setidaknya kita akan gelar diskusi ini setiap tiga bulan sekali, kita hadirkan duta besar dari negara-negara di dunia, baik Muslim atau non-Muslim," kata Kiai Muhyiddin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement