REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Muslim yang didirikan oleh kaum kulit hitam di Amerika Serikat, Nation of Islam (NOI), banyak memberikan pengaruh terhadap sendi kehidupan penduduk asli Panama. Sejumlah sumber sejarah menyebutkan bahwa para pimpinan NOI di Panama, Abdul Wahab Johnson dan Suleyman Johnson, mulai gencar menyebarkan ajaran Islam di Kota Panama dan wilayah koloninya pada pertengahan tahun 1970-an.
Pada tahun 1977, Johnson bersaudara ini menyewa sebuah tempat di kawasan Seventh Street dan Central Avenue atas biaya dari para pedagang Arab yang bermukim di sana. Tempat ini mereka jadikan sebagai pusat kegiatan syiar Islam.
Namun, karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki para anggotanya, kelompok Muslim yang dipimpin oleh Johnson bersaudara ini mengalami perpecahan. Anggota kelompok yang berasal dari etnis India-Pakistan memutuskan untuk mengajarkan anak-anak mereka di rumah.
Kondisi tersebut berlangsung dalam kurun waktu 1965 hingga 1973. Ketika itu, sebuah kelompok belajar kecil terbentuk di kawasan Bazar Hindustan yang terletak di pusat Kota Panama.
Pada tahun 1978, kelompok Muslim asal India-Pakistan ini memindahkan kegiatan mereka ke daerah Perejil di Kota Panama. Di tempat baru ini, mereka mendirikan sebuah masjid yang sekaligus berfungsi sebagai pusat kebudayaan Islam.
Masjid yang berdiri pada 15 Januari 1982 itu dibangun atas kerja sama organisasi Muslim Libya, The Islamic Call Society, dan seorang pedagang setempat asal India, Salomon Bikhu. Di masjid ini, juga diselenggarakan kelas-kelas malam dan hari Ahad untuk para mualaf serta mereka yang tertarik dengan Islam. Materi yang diberikan dalam kelas-kelas ini disampaikan oleh ulama setempat, yakni Dr Abdul Khabeer Muhammad.
Hingga pertengahan 1997, terdapat empat buah bangunan masjid yang berdiri di wilayah Republik Panama. Jumlah tersebut cukup menggembirakan mengingat hanya 0,3 persen dari jumlah penduduk Panama pada saat itu yang beragama Islam.
Namun, seiring dengan terus bergaungnya syiar Islam di negara sempalan Kolombia ini, makin banyak penduduk asli Panama yang memeluk Islam. Data resmi terakhir menyebutkan jumlah pemeluk Islam di Panama meningkat menjadi lima persen, atau menduduki urutan ketiga setelah pemeluk Katolik Roma (80 persen) dan Kristen Evangelis (10 persen). Sementara jumlah bangunan masjid yang berdiri di Panama saat ini, sebanyak sembilan buah.
Di ibu kota negara (Panama City), misalnya, terdapat beberapa buah masjid. Di antaranya, Jumah Masjid (Masjid Jumat) terletak di 30th St dan Mexico Avenue, dan satu masjid lainnya di kawasan Vista Hermosa yang masih masuk dalam wilayah Panama City.
Di dua masjid ini pula, warga Muslim Panama membuat program pendidikan (madrasah) untuk mengajarkan pada anak-anak tentang Alquran, nilai-nilai dan hukum Islam, serta hadis-hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Tidak hanya dalam hal beribadah, masyarakat Muslim Panama juga mulai memikirkan mengenai masa depan Islam dan para pemeluknya di wilayah Panama. Pada tahun 1983, mereka mulai berpikir untuk mencetak berbagai buku dan literatur mengenai Islam dalam bahasa Spanyol. Selain itu, meraka juga mulai berpikir untuk mendirikan sarana pendidikan Islam.
Di antaranya adalah mendirikan pusat penelitian dan studi Islam serta madrasah khusus untuk hafalan Alquran. Sampai saat ini, madrasah Alquran tersebut telah berhasil mencetak para ahli penghafal Alquran untuk dikirim ke beberapa negara tetangga, seperti Bolivia, Ekuador, dan Venezuela.