Rabu 12 Apr 2017 17:00 WIB

Jejak Kisah Ashabul Qaryah

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Reruntuhan kota Antioch, Turki
Foto:

Menurut pendapat sebagian ahli tafsir, Ashabul Qaryah adalah penduduk Anthakiyah (Antioch). Mereka tinggal di sekitar Laut Tengah, tepatnya di Sungai Al-Ashi yang tidak jauh dari Suwaidiyah.

Menurut Syauqi Abu Khalil dalam bukunya Atlas Alquran, Anthakiyah dibangun oleh Selauqus I tahun 307 Sebelum Masehi (SM). Selauqus I menjadikan Anthakiyah sebagai ibu kota kerajaannya setelah Iskandar Al-Maqduni (Alexander Macedonia).

Pada masa Abbasiyah, Anthakiyah merupakan pusat kota Porvinsi Al-Awashim. Kota ini dinilai sebagai ibu kota yang indah, mempesona, berudara segar, berair tawar, dan penuh dengan kebaikan.

Sedangkan, Ibnu Katsir mengatakan, negeri itu bernama Anthakiyah (Antioch, kota kuno di Syria, sekarang bernama Antkya dan termasuk wilayah Turki). Di negeri ini, terdapat seorang raja yang menyembah berhala yang bernama Antoiqus.

Menurut Al-Qurthubi, penduduk suatu negeri (Ashabul Qaryah) yang disebutkan dalam surah Yaasiin tersebut adalah Anthakiyah, yang kepada mereka al-Masih pernah mengirimkan tiga orang utusan, yakni Shadiq, Mashduq, dan Syam'un.

Tapi, penduduk kota itu justru berkata, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka." [15]. Mereka berkata, "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu." [16]. Utusan-utusan berkata, "Dan, kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas." [17].

Mereka menjawab, "Sesungguhnya, kami bernasib malang karena kamu. Sesungguhnya, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami." [18].

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement