Selasa 04 Apr 2017 20:00 WIB

Guru Ngaji Kampung Perlu Didukung

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mengaji
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mengaji

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pakar Alquran Indonesia Prof Ahsin Sakho mengatakan, keberadaan guru ngaji kampung perlu dukungan. Tak hanya insentif bulanna tetapi juga jumlahnya perlu ditambah.

Guru ngaji kampung biasanya mengajarkan Alquran dan kitab kuning baik mengenai fiqih, tasawuf maupun akidah. "Di kampung-kampung banyak ngaji kuping, jadi masyarakat hanya mendengarkan saja bukan untuk mendalami satu kitab atau kaderisasi," jelas dia kepada Republika.co.id, Selasa (4/4).

Berbeda dengan guru ngaji yang mengajarkan Alquran, biasanya mereka yang belajar harus bisa membaca Alquran dengan tajwidnya. Sangat penting bagi guru ngaji yang mengajarkan Alquran untuk semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa yang belum bisa membaca Alquran.

Permasalahannya, saat ini belum ada pemetaan kebutuhan guru ngaji di kampung. Seharusnya setiap rw dapat didata anak-anak sesuai usia yang belum bisa mengaji hingga orang dewasa. 

Sehingga pemerintah melalui penyuluh keagamaan dapat menempatkan guru ngaji di setiap RW sesuai dengan kebutuhan. Minimal satu rw ada tiga pos pengajian dengan guru yang bergantian mengajar.

Dengan pemetaan tersebut dapat diketahui presentasi masyarakat yang belum dapat membaca Alquran dan efektivitas guru ngaji yang sudah ada. Data ini pun nantinya memudahkan mengetahui anggaran yang disiapkan untuk mereka sebagai dukungan dari pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement