REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua IKADI Prof Achmad Satori Ismail mengatakan guru ngaji kampung membantu dalam melengkapi pemahaman keagaaman anak-anak selain di sekolah formal.
"Bangsa Indonesia yang sangat luas ini terbantu dengan adanya guru ngaji di surau, langgar dan madrasah di daerah-daerah," jelas dia kepada Republika.co.id, Selasa (4/4).
Guru ngaji kampung dikenal sebagai guru ngaji yang ikhlas tanpa imbalan. Tetapi alangkah baiknya mendapat dukungan dari pemerintah.
Guru ngaji bukan hanya mengajar keislaman seperti huruf hijaiyah hingga Alquran tetapi juga sebagai contoh teladan di sebuah kampung. "Bagaimanapun juga ulama-ulama besar yang ada saat ini, mereka belajar saat anak-anak dari guru ngaji kampung," jelas dia.
Dari kampunglah Islam kecil kemudian berkembang besar. Guru ngaji kampung turut menjaga di sekolah tetap ada pelajaran agama Islam.
Dukungan pemerintah baik dengan dana insentif maupun biaya kesehatan dapat menjadi berkah terhadap pemerintah itu sendiri. Apalagi semakin hari kebutuhan guru ngaji kampung semakin meningkat.
"Banyaknya manusia yang matrealistis dan perhitungan, semakin membuthkan pengabdian guru pengajian yang ikhlas sehingga menghasilkan peserta pengajian yang mukhlis," jelas dia.