Rabu 29 Mar 2017 14:20 WIB

Zainab, Berjuang demi Bersatu dalam Islam

Umat Islam

Abu al-Ash menjawab, “Kedatanganku bukan untuk menyerah, melainkan aku keluar untuk berdagang membawa barang-barangku dan milik orang Quraisy. Namun, tiba-tiba aku bertemu dengan pasukan ayahmu yang di dalamnya ada Zaid bin Haritsah bersama 170 tentara. Selanjutnya, mereka mengambil barang-barang yang kubawa dan aku pun melarikan diri. Sekarang aku mendatangimu dengan sembunyi-sembunyi untuk meminta perlindunganmu.”

Zainab yang memiliki akidah bersih berkata dengan rasa sedih dan iba. “Marhaban (selamat datang) wahai putra bibi, marhaban wahai ayah Ali dan Umamah (kedua anaknya Zainab dengan Abu al-Ash).”

Tatkala Rasulullah SAW selesai shalat Subuh, Zainab berteriak dengan suara yang keras dari dalam kamarnya. “Wahai manusia, sesungguhnya aku melindungi Abu al-Ash bin Rabi.”

Kemudian masuklah Rasulullah SAW menemui putrinya dan berkata, “Muliakanlah tempatnya dan jangan dia berbuat sesuatu kepadamu karena kamu tidak halal baginya.”

Karena sudah tidak ada lagi harta orang Quraisy yang ada pada dirinya, Abu al-Ash kemudian berkata dengan lantang. “Adapun aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak (benar) kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW hamba dan utusan-Nya. Demi Allah, tiada yang menghalangi aku untuk masuk Islam, melainkan aku khawatir kalian menyangka bahwa aku hanyalah ingin melarikan harta kalian.”

Abu al-Ash bertolak ke Madinah sebagai seorang Muslim. Ia berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Di sana ia bertemu dengan orang-orang yang sangat dicintainya, yakni Muhammad SAW dan para sahabat. Akhirnya, Rasulullah SAW mengembalikan Zainab kepada Abu al-Ash.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement