Rabu 29 Mar 2017 14:20 WIB

Zainab, Berjuang demi Bersatu dalam Islam

Umat Islam

Ketika itu Zainab mengutus seseorang untuk menebus suaminya dengan harta yang dibayarkan kepada ayahnya beserta kalung yang dihadiahkan sang ibu, Khadijah, tatkala pernikahannya dengan Abu al-Ash. Tiada hentinya Rasulullah SAW memandang kalung tersebut sehingga hati Beliau hanyut mengenang istrinya yang setia yang telah menghadiahkan kalung tersebut kepada putrinya.

Setelah beberapa saat Rasulullah SAW terdiam, Beliau kemudian berkata dengan lemah lembut. “Jika kalian melihatnya (sebagai kebaikan), maka bebaskanlah tawanan tersebut dan kembalikan harta tebusan, maka lakukanlah!” Para sahabat menjawab, “Baik ya Rasulullah.”

Selanjutnya Rasulullah SAW mengambil janji dari Abu Al-Ash agar membiarkan Zainab untuk hijrah sebab Islam telah memisahkan hubungan di antara keduanya.

Abu al-Ash pun kembali ke Makkah, sementara Zainab menyambutnya dengan riang gembira. Tetapi, yang terjadi pada diri Abu al-Ash lain dengan apa yang terjadi pada Zainab. Suaminya tetap tidak mau masuk Islam dan merelakan Zainab pergi demi agama baru yang dianut.

Akhirnya, keluarlah Zainab dari Makkah meninggalkan Abu al-Ash, suami tercinta, dengan perpisahan yang mengharukan.

Namun, orang Quraisy menghalang-halangi Zainab untuk berhijrah. Mereka mencegah dan mengancamnya. Pada saat itu Zainab sedang hamil dan akhirnya gugurlah kandungannya.

Setelah itu, ia kembali ke Makkah dan Abu al-Ash merawatnya hingga kekuatan Zainab pulih kembali. Lalu, Zainab keluar pada suatu hari di saat orang-orang Quraisy lengah. Ia keluar bersama saudara Abu al-Ash bernama Kinanah bin ar-Rabi hingga sampai ke Madinah dengan aman.

Berlalulah masa selama enam tahun beserta peristiwa-peristiwa besar yang menyertainya, sedangkan Zainab berada dalam naungan ayahnya di Madinah.

Pada bulan Jumadil Ula tahun 5 Hijriyah, tiba-tiba Abu al-Ash mengetuk pintu Zainab. Zainab pun membuka pintu tersebut. Seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Zainab pun ingin mendekatinya.

Akan tetapi, ia menahan diri kerena ingin memastikan tentang akidahnya, mengingat akidah yang pertama dan terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement