REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin mengatakan kepergian KH.Hasyim Muzadi bukan hanya menimbulkan duka bagi umat Islam dan bangsa Indonesia, tetapi juga bagi dunia Islam.
“Karena beliau pernah memiliki posisi di dunia seperti menjadi co-president dari World Conference of Religion For Peace (WCRP),” ujar Din saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/3).
Menurut mantan ketua PP Muhammadiyah ini, kepergian KH.Hasyim justru terjadi di tengah dunia Islam memerlukan sosok dan wawasan tentang Islam rahmatan lil alamin atau tentang Islam moderat.
Almarhum dikenal sebagai promotor dari Islam rahmatan lil alamin di dalam maupun di luar negeri. Sehingga diharapkan akan ada penerus beliau dalam hal ini. Din mengaku kenal cukup dekat dengan KH.Hasyim karena sesama alumni pesantren Gontor dan pernah bersamaan memmipin ormas Islam.
“Kebetulan saat saya menjabat sebagai ketua umum PP Muhammadiyah sejak 2005 beliau juga sedang menjabat sebagai ketua umum PBNU,”katanya.
Ia menjelaskan, karena wawasan gontor sebagai perekat umat dan juga kepentingan bagi persatuan umat Islam maka ia dan KH.Hasyim sangat obsesif adanya persatuan NU dan Muhammadiyah. Saat itu, sering diadakannya pertemuan antara tokoh NU dan Muhammadiyah, minimal satu tahun sekali menjelang tahun baru hijriyah.
Pertemuan itu dilakukan untuk bersama-sama mengeluarkan tausiyah untuk bangsa. “Dan itu terjadi beberapa kali. Saya berharap tradisi ini bisa dilanjutkan lagi. Karena kalau NU dan Muhammadiyah bersatu maka sebagian besar permasalahan umat dan bangsa dapat teratasi," katanya.
Baca juga, KH Hasyim Muzadi Dinilai Sebagai Tokoh Pemersatu.
Din sempat membesuk KH.Hasyim saat di rawat di rumah sakit Lavalette, Malang. Rencananya hari ini ia akan ikut menghadiri prosesi pemakaman di pesantren al Hikam Depok.
Kiai Hasyim sempat dirawat di rumah sakit Lavalette beberapa kali. Pada Senin (13/3) lalu, pendiri Pondok Pesantren Al-Hikam tersebut sudah keluar dari Rumah Sakit Lavalette Malang dan kembali ke kediamannya. Namun ternyata, takdir berkata lain. Hanya tiga hari setelah kembali berada di rumahnya, Kiai Hasyim kini kembali untuk selamanya menghadap Sang Khalik.