Sabtu 11 Mar 2017 11:08 WIB

Perkuat Tradisi Pesantren, Musabaqah Kitab Kuning Kembali Dihelat

Seorang santri tengah membaca kitab kuning
Seorang santri tengah membaca kitab kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pembacaan kitab kuning merupakan tradisi dan identitas yang tak bisa terlepas dari dunia pesantren. 

Ini menjadi salah satu perhatian Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa, sayap kepemudaan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan menghelat Lomba Baca Kitab Kuning atau Musabaqah Kitab Kuning (MKK) 2017. 

Sekretaris Panitia MKK, Anas Nasikhin, menjelaskan ingin mendulang kesuksesan MKK tahun lalu, pelaksanaan MKK dilakukan dalam beberapa tahap. 

Tahap penyisihan pada 11 Maret-16 April yang dilakukan di masing-masing kabupaten/ kota se-Indonesia. Babak Semi final pada 17 April- 25 April di masing-masing provinsi. Kemudian pelaksanaan final dan grand final dilaksanakan pada tanggal 29 april - 1 Mei di Jakarta.

Dia mengatatakan MKK 2017 merupakan wujud konsistensi Garda Bangsa dan PKB mempertahankan dan mengembangkan tradisi keilmuan pesantren yang selama ini mewarnai kehidupan Muslim di Indonesia. 

“Ini bagian komitmen yang akan tetap kami jaga,” katanya dalam keterangan persnya yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (11/3).

Anas menembahkan, berbeda dengan tahun lalu yang hanya melombakan satu kitab saja yaitu Ihya Ulumiddin karya Imam al-Ghazali, daftar kitab yang akan diperlombakan sangat variatif. 

Di antaranya Fath al-Qarib, Nadham al-Imrithi, Ihya Ulumiddin, dan Alfiyah Ibn Malik. Dia menyebut total hadiah MMK tahun ini sebesar Rp 500 juta. 

Anggota Dewan Syuro DPP PKB yang juga Anggota DPR RI, KH Kholilurrahman mengatakan 

kitab kuning yang diajarkan di pondok pesantren dengan perspektif ulama  semakin memperkaya khazanah keagamaan masyarakat Indonesia. Dengan mempelajari kitab kuning, masyarakat pesantren dan kaum Nahdliyin pada umumnya menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan pendapat. 

"Bahkan, dengan mempelajari kitab kuning kita tidak akan mudah menuduh orang lain salah dan menuduh pihak lainnya benar,” katanya.   

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement