REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Youth Day. Dalam gelaran kali ketujuh ini ada beberapa isu yang akan didiskusikan, antara lain terkait pendidikan, lingkungan, antikorupsi, keragaman budaya, dan human traficking.
Romo Haryanto dari Komisi Kepemudaan KWI mengatakan, acara Asian Yout Day di Indonesia ini terbagi menjadi dua segmen. Segmen pertama, pada 30 Juli - 2 Agustus, para peserta akan diajak tinggal bersama di 11 keuskupan. Sebanyak 7 keuskupan ada di Jawa, yaitu: Jakarta, Bogor, Bandung, Purwokerto, Semarang, Malang, dan Surabaya. Sisanya adalah di Denpasar, Palembang, Pontianak, dan Makassar.
Menurut Haryanto, dalam kegiatan ini, mereka akan tinggal dan berbaur dengan masyarakat untuk lebih mengenal Indonesia dengan segala keragamannya. Harapannya, mereka dapat memahami dan merasakan kegembiraan dalam keragaman.
"Selama tiga hari itu, mereka akan melihat puzle Indonesia. Satu titik (keuskupan) , akan ada 3 - 4 negara," terangnya.
Untuk segmen kedua, seluruh peserta akan dikumpulkan di Yogyakarta dari 6 - 9 Agustus. Selama di Yogyakarta, peserta akan mempertajam setiap isu dan fenomena yang mereka lihat dan rasakan selama tiga hari tinggal di wilayah keuskupan. "Kami bantu dengan acara workshop dan exposure," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Haryanto juga mengundang Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk hadir pada acara di Yogyakarta. Ikut hadir dalam pertemuan ini beberapa pengurus KWI lainnya, yaitu: Anik Wusari, Irene Deciany, Michael Ronaldo, Raymond Jr Sihombing, dan Rodion Wikanto.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik dijadikannya Indonesia sebagai tuan rumah untuk yang pertama kalinya.