Senin 06 Mar 2017 14:56 WIB

Laut, Masa Depan Hidup Manusia?

Rep: A Syalabi Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Laut Indonesia
Gunung Api Bawah Laut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Bambang Pranggono dalam Percikan Sains dalam Alquran menjelaskan, sebagian besar mufasir menafsirkan, ayat itu bercerita tentang kejadian pada hari kiamat. Pada hari itu, lautan akan dipanaskan dengan suhu ribuan derajat celcius. Sesuai dengan Surah at-Takwir ayat 6. "Dan, apabila lautan dipanaskan."

Imam Ibnu Jarir at-Thabari menuliskan satu tafsir yang berbeda tentang salah satu ayat di dalam surah at-Thur tersebut. Penjelasan ini berasal dari Abdullah bin Umar, "Yang dimaksud adalah lautan berapi yang berada di langit di bawah Arsy."

Sementara itu, Imam az-Zamakhsyari dalam tafsir Al Kassyaf mengaitkannya kepada dialog antara Ali bin Abi Thalib dengan orang Yahudi. Ali bertanya, "Di mana letak neraka?" Si Yahudi menjawab, "di laut." Ali berkata, "Aku melihat bahwa dia adalah benar."

Karena itu, Bambang menyimpulkan ada tiga tafsiran tentang ayat tersebut. Pertama, lautan berapi itu kelak akan muncul di hari kiamat. Kedua, lautan berapi sekarang sudah ada, tapi di langit. Terakhir, lautan berapi itu memang ada sekarang. Semua tafsiran tersebut merupakan pendekatan akal.

Poin pertama mengingatkan kepada manusia tentang kedahsyatan hari kiamat. Kedua, merangsang penjelajahan ke ruang angkasa untuk menemukan gugusan benda langit berapi. Terakhir, mengisyaratkan lautan mengandung daya energi sepanas neraka yang belum tergali.

Api di lautan mungkin saja isyarat untuk sumber energi panas. Dosen Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba) ini menjelaskan, lautan mengandung 10 triliun ton deuterium. Sejenis isotop hidrogen yang memiliki neutron berlebih di inti atomnya. Deuterium ini mudah dipisahkan dari air laut. Zat ini pun mudah dipisahkan dari air laut dan merupakan bahan bakar utama bagi reaktor pembangkit energi sistem nuklir fusion.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement