Rabu 22 Feb 2017 11:07 WIB

Dubes UEA Desak Pemuda Muslim Waspada Ideologi Ektremis

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Islamofobia
Foto: youtube
Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Pemuda Muslim diminta waspada terkait ideologi ekstremis dan Islamofobia. Saat ini, sangat penting bagi pemuda muslim untuk mencari pengetahuan baru dan tidak memaksakan budaya mereka pada orang lain. Pemuda muslim harus mendorong toleransi dan kerja sama dengan memegang prinsip kemanusiaan dan peradaban

Demikian dikatakan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Rusia, Omar Saif Ghobash kepada para mahasiswa dari Akademi Diplomatik Emirates (EDA) dalam kuliah umum. Dia menjelaskan, saat ini, orang-orang menjalani kehidupan berbeda sesuai dengan latar belakang mereka.

Untuk itu, kata dia, sangat penting bagi generasi muda untuk mengembangkan pengetahuan serta memahami budaya yang berbeda dengan tetap menjadi muslim yang taat dan mencintai  nilai-nilai nasional. "Dan dengan cara ini, UEA bisa menandai ciri khas sendiri melalui promosi perdamaian, kerjasama dan saling menghormati," kata Ghobash seperti dilansir khaleejtimes.com (21/2).

Ghobash juga mendesak kaum muda Muslim untuk berhati-hati sehingga tidak terjebak dalam ideologi ekstremis dan interpretasi fundamentalis Islam. Apalag,i saat berhadapan dengan prasangka, Islamofobia, dan munculnya populisme berdasarkan xenophobia dan kesalahpahaman tentang dunia Islam.

Selain menjadi salah satu duta besar paling sukses, Ghobash juga seorang penulis yang telah mendapat pengakuan internasional untuk karyanya. Salah satu karyanya berjudul  Letters to a Young Muslim. Dalam buku tersebut ia menyajikan serangkaian surat kepada putranya dengan menggabungkan pengalaman yang ia peroleh sebagai seorang ayah  maupun sebagai diplomat.

Ia menekankan, pentingnya baik generasi muda untuk mempertahankan  identitas nasional, keyakinan agama dan nilai-nilai lokal namun tetap memiliki karya untuk dunia luas.  Dengan semakin banyaknya konflik di seluruh dunia maka kebutuhan untuk diplomat yang sukses menjadi lebih mendesak daripada sebelumnya.

 "Faktor kunci yang menentukan kesuksesan diplomat  adalah kesediaan untuk mengintegrasikan ke dalam budaya dengan terlibat bersama orang-orang lokal, menghadiri acara-acara mereka  dan belajar bahasa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement