REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia Jumlah penduduk Indonesia mencapai 277.858.332 jiwa. Namun, Global competitiveness index(GCI) atau indeks daya saing global Indonesia masih rendah, yakni berada di peringkat 40-an. Bahkan, dalam memproduksi ilmu pengetahuan Indonesia juga masih peringkat 40-an lebih.
Karena itu, Rektor Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Jamaluddin Jompa mendorong adanya gerakan atau jihad baru agar bangsa Indonesia bisa bangkit, dan generasi muslimnya harus ikut memajukan bangsa.
"Mungkin ini harus ada jihad-jihad baru yang sifatnya untuk menunjukkan bahwa Indonesia harus bisa bangkit dan generasi muslimnya harus ikut memajukan bangsa ini. Karena, indeksnya menyakitkan hati kita dan sakitnya tu di sini," ujar Prof Jamaluddin dalam acara sulaturrahmi Universitas Hasanuddin bersama Nahdlatul Wathon Diniyah Islamiyah yang digelar secara hybrid pada Jumat (10/6/2022).
Dia pun berharap suatu saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PB NWDI) TGB KH Muhammad Zainul Majdi tidak hanya menjadi ulama, tapi juga menjadi umara untuk mamajukan bangsa ini.
"Saya berharap, mungkin tuan guru bisa memberikan kami sedikit obat, atau mungkin mudah-mudahan kelak suatu saat beliau diberi amanah untuk menjadi bagian dari bukan lagi ulama tapi juga umara. Ya gak usah RI satu lah, RI dua juga boleh atau RI tiga juga gak apa-apa," ucap Prof Jamaluddin.
Yang penting, lanjut dia, TGB nantinya memiliki peran di dalam memperbaiki dan mengungkapkan kegelisahan para ilmuan kepada umara agar memperbaiki kondisi bangsa saat ini. Karena, menurut dia, penguasaan sains, teknologi, dan inovasi di Indonesia sangat penting untuk diperbaiki.
"Bangsa ini harus kuat dari penguasaan sains dan teknologi dan inovasi. Dan kami di perguruan tinggi kan selalu mau pak ustaz, pak guru, pak tuan guru. Tapi kita selalu banyak sekali batasan, hambatan-hambatan yang masih berusaha kita berjuang untuk mengatasi itu," kata dia.
"Tapi perlu dukungan umara, terutama kaitannya dengan dukungna infrastruktur, dukungan pendanaan, karena kita butuh untuk menguasai iptek itu," jelas Prof Jamaluddin.
Dalam kesempatan itu, TGB KH Muhammad Zainul Majdi merasa senang bisa hadir di UNHAS, yang telah menjadi rujukan anak-anak muda Indonesia Timur, khususnya dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut dia, banyak anak-anak muda NTB yang ingin menempuh pendidikan di UNHAS, khususnya yang dari Pulau Sumbawa.
Karena, lanjut TGB, Pulau Sumbawa memiliki hubungan erat dengan Pulau Sulawesi, baik dari segi kultural, keilmuan, maupun sosial. "Pulau Sumbawa khususnya daerah Bima, itu kultural, dan juga keilmuan, sosial, bahkan sejarah itu dengan Pulau Sulawesi. Dulu, Kesultan Bima adalah bagian dari Kesulatanan Gowa," ujar TGB.
Karena itu, dia mengungkapkan bahwa sebenarnya UNHAS sudah sangat berkontribusi untuk NTB. "Sesungguhnya bagi kami UHNAS ini kalau boleh saya sampaikan adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang sebenarnya sudah sangat kontributif untuk NTB. Karena UNHAS mendidik demikian banyak anak-anak NTB. Jadi terimakasih sekali lagi untuk UNHAS," kata TGB.