REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terentang jauh ke belakang, agama Islam pertama kali masuk ke Rusia, yakni di Dagestan pada pertengahan abad ke-7 lalu berkembang hingga ke Kaukasus Utara, terutama lewat jalur perdagangan dengan negara-negara Muslim sekitar.
Ketika itu, pasukan Muslim di bawah kepemimpinan Abd Rahman ibn Rabiah, mencapai Kaukasus Selatan setelah mengambil alih kendali di Persia dan al-Quds (Yerusalem). Pasukan tersebut berhasil menaklukkan Kerajaan Kazar yang berkuasa di wilayah ini selama masa Pemerintahan Bani Umayyah, tahun 737 masehi.
Tak lama, Kerajaan Kazar pun tunduk kepada penguasa Bani Umayyah, yang lantas mengubah wilayah ini sebagai pusat administrasi sekaligus penyebaran Islam kepada penduduk asli Kaukasus. Hingga selanjutnya, terbentuklah negeri Muslim yang pertama, Volga Bulgaria pada tahun 922. Dari sinilah akhirnya Islam dapat lebih melebarkan pengaruhnya sampai ke wilayah utara dan timur Rusia, khususnya Siberia.
Oleh penduduk lokal, agama Islam dapat diterima dengan terbuka. Ini karena ide-ide universal yang dibawa seperti keadilan, persaudaraan, antikezaliman, dan mencintai ilmu, mampu merebut hati warga.
Gelombang kedua masa penyebaran Islam di Rusia berlangsung pada periode kekuasaan bangsa Mongol di bawah pimpinan Jusi Ulusi atau Altan Ordon, yang mendiami kawasan utara Mongolia pada tahun 1242. Mereka memang sempat mengendalikan wilayah Kaukasus dan Dagestan, akan tetapi tidak memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan sosial warga.
Jadilah, segala yang ada di masyarakat tidak berubah, misalnya budaya, agama, bahasa, dan lainnya. Maka itu, di awal abad 15, muncul kerajaan-kerajaan Islam di setiap kawasan, kecuali wilayah antara kota Moskow dan Kiev yang memang dihuni etnis Slav.
Hingga akhirnya, kerajaan-kerajaan kecil Islam ini ditaklukkan oleh Kekaisaran Rusia pada abad ke-16. Dan, yang pertama kali tunduk adalah kerajaan Islam di Volga-Ural, mengingat Rusia memang mengincar kawasan itu karena dinilai amat strategis untuk jalur transportasi.