Jumat 17 Feb 2017 14:12 WIB

PP Muhammadiyah: Klinik Apung 'Said Tuhuleley', akan Layani Warga Pulau di Maluku

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agus Yulianto
Ketua Badan Pengurus  Lazis Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Badan Pengurus Lazis Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y. Thohari menuturkan, sesuai dengan kondisi geografisnya, Maluku memiliki banyak pulau kecil dan terpencil yang harus ditempuh dengan jarak yang cukup jauh.

"Pengadaan Klinik Apung ini akan sangat membantu masyarakat terpencil dalam mendapatkan pelayanan, baik kesehatan maupun pendidikan," ujar Hajriyanto.

Pemilihan nama Said Tuhuleley bukan sebuah kebetulan. Sebab, almarhum Said Tuhuleley yang juga tokoh Pemberdayaan dikenal sebagai 'pejuang kaum marginal' di lingkungan Muhammadiyah. "Ia adalah putra Maluku asli, Saparua lebih tepatnya," katanya.

Hajriyanto menambahkan, semasa menjadi Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah hingga berpulang pada 9 Juni 2015 lalu, Said gigih menjalankan berbagai program peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.

Tidak hanya masyarakat miskin yang berduka dengan meninggalnya Said.

"Muhammadiyah pun merasa kehilangan kader terbaik yang getol membumikan konsep 'dakwah sosial' dalam praktik sehari-hari itu," paparnya.

Untuk menghidupkan semangat melayani kaum dhuafa, Muhammadiyah menetapkan nama 'Said Tuhuleley' sebagai nama klinik apung. Klinik Apung 'Said Tuhuleley' dirancang di atas sebuah kapal dengan panjang keseluruhan 15 meter dan lebar 3,50 meter.

Klinik Apung 'Said Tuhuleley' akan dilepas keberangkatannya oleh Hajriyanto Y. Thohari, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang disaksikan langsung Ketua Badan Pengurus Lazismu Hilman Latief, jajaran ketua pimpinan pusat Muhammadiyah, mitra-mitra Lazismu dari perusahaan, perbankan dan amal usaha Muhammadiyah.

Perjalanannya menuju Maluku akan memakan waktu selama tujuh hari. Sesampainya di Maluku, Klinik Apung akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, bertepatan dengan sidang Tanwir Muhammadiyah pada tanggal 24 Februari 2017 mendatang.

Pembuatan Klinik Apung 'Said Tuhuleley' menelan dana sekitar Rp 2 miliar. Sumber dana pembuatannya diperoleh dari masyarakat yang telah mempercayakan donasinya melalui Lazismu.

Ini belum termasuk biaya peralatan serta tim medis dan operasional lainnya. Lazismu optimis operasionalisasi klinik apung mendapat dukungan dari masyarakat. Selama ini masyarakat terbukti selalu mendukung program Lazismu yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement