REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pesantren Nurul Islam (Nuris) Jember, Jawa Timur punya cara unik menyebarkan pesan Islam yang rahmatan lil alamin berwajah Ahlus Sunnah Wal Jamaah di Asia Tenggara.
Melalui Program Nuris Student Exchange Programme 2017, ungkap Pengasuh Nuris Gus Robith Qoshidi Muhyiddin, pihaknya mengirimkan para santri untuk tampil sebagai ‘misionaris’ guru-guru agama di tiga negara tetangga, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Dia menjelaskan pada program tahun ini, sebanyak 18 santri terlibat dalam agenda kali kedua sejak 2016 lalu itu. Mereka terdiri dari santri 14 putri dan empat putra.
Para peserta itu, jelas dia, mengajar berbagai mata pelajaran meliputi bahasa Arab, Inggris, Alquran, dan kitab kuning di sekolah-sekolah tingkat sekolah dasar dan menengah di negara yang mereka singgahi.
Program ini mendapat respons positif dari negara tujuan. “Alhamdillah warga Thailand senang bahkan menganggap kita saudara,” kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin (13/2).
Gus Robith memaparkan, program ini bertujuan menyebarkan Islam rahmatan lil alamin, dan menjaga warisan Aswaja di bumi Nusatara, Asia Tenggara.
Menurut dia, penyebaran Aswaja belakangan ini menjadi penting di tengah rongrongan radikalisme dan liberalisme.
Di ketiga negara itu, mayoritas penganut adalah Aswaja yang solid dan bertaji menyelesaikan persoalan agama termasuk terkait penistaan. “Di malaysia orang murtad langsung di penjara,” kata dia.
Di Thailand, imbuh dia, Nuris yang berlamatkan di Jl Pangandaran 48 Antirogo Sumbersari Jember Jawa Timur itu, bekerjasama dengan lima sekolah di empat proviinsi yaitu di Songkla, Krabi, Narathiwat, dab Pattani).
Sedangkan dua sekolah di Malaysia yaitu Pesantren Modern al- Abaqiroh dan SMISTA (Sekolah Menengah Integrasi Sains dan Tahfidz Al-quran).
“Alhamdulillah sampai saat ini, setahu saya, kita satu-satunya pesantren yang kirim guru tugas ke luar negeri,” kata dia.