Senin 06 Feb 2017 15:00 WIB

Warga Inggris Diajak Kunjungi Masjid untuk Mengenal Islam

Warga Inggris diundang mengunjungi masjid untuk mengenal lebih dalam mengenai Islam.
Foto: Al Jazeera
Warga Inggris diundang mengunjungi masjid untuk mengenal lebih dalam mengenai Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Ratusan masjid di Inggris membuka pintu bagi masyarakat untuk mengenal Islam dan melawan kesalahpahaman mengenai Muslim.

Lebih dari 150 masjid ambil bagian dalam gerakan "Visit My Mosque" atau "Kunjungi Masjid Saya" pada Ahad siang waktu setempat (5/2). Warga Inggris yang penasaran turut berpartisipasi dalam acara ini.

Dilansir dari Aljazirah, Senin (6/2), acara yang digagas Dewan Muslim Inggris Raya (MCB) menjanjikan menjawab segala pertanyaan warga mengenai Islam. Pengunjung dari semua keyakinan, bahkan yang ateis disambut baik. Mereka bebas bertanya mengenai apa saja terkait Islam dan Muslim.

Di Masjid Paigham-e-Islam di Birmingham, kota kedua terbesar di Inggris, dialog fokus pada hukum Islam, pandangan Muslim terhadap Yesus dan langkah yang dilakukan masjid menangkal kelompok radikal ISIS. Warga yang datang disuguhi teh dan kue khas Asia Selatan. Pengunjung juga diajak berkeliling masjid dan diberi penjelasan tentang ibadah shalat umat Islam.

Pemimpin oposisi Partai Buruh, Jeremy Corbyn juga mengikuti acara mengunjungi masjid dengan datang ke masjid tempatnya tinggal di Finsbury Part, utara London. "Minum teh bersama jauh lebih efektif dibanding membangun dinding," katanya di Twitter.

Al Jazeera

Pejabat MCB Adrees Sharif mengatakan inisiatif ini bertujuan memperkuat ikatan antara Muslim dan komunitas dimana mereka berada. "Kami ingin menciptakan dialog, bukan debat. Ketika Anda berdebat, tujuannya memenangkan argumen. Namun, dalam dialog Anda berbagi keyakinan," katanya.

Jumlah masjid yang berpartisipasi berlipat ganda dibanding pada 2016 yang berjumlah 82. Sharif berpendapat jumlah itu naik karena Muslim Inggris bersemangat menjelaskan keyakinannya di tengah sentimen yang meningkat.

"Masjid memahami pentingnya keterikatan dan keinginan berpartisipasi, bukan hanya karena Presiden AS Donald Trump, namun karena Brexit juga," ucap Sharif.

Di Inggris, serangan terhadap Muslim meningkat bersama dengan serangan xenofobia usai Brexit. Geoff Gallagher yang datang ke masjid di Birmingham mengatakan dia memiliki pengalaman yang luar biasa.

Dia merekomendasikan lebih banyak acara pembangunan komunitas seperti ini untuk menghilangkan stereotip negatif tentang Muslim.

Sebanyak lima persen populasi Inggris merupakan Muslim atau di bawah tiga juta orang. Mereka terkonsentrasi di pusat kota seperti London, Birmingham, Manchester dan Bradford. Sekitar setengah Muslim Inggris lahid di Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement