Selasa 31 Jan 2017 17:38 WIB

Luzie Megawati Kagumi Keteladanan Umar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto: Onislam.net
Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hiasan dinding bertuliskan kalimat 'Tiada Tuhan Selain Allah' yang banyak terpampang di sebuah toko stationary di Kota Bandar Lampung ternyata menarik perhatian seorang gadis cilik. Saking seringnya melihat tulisan tersebut, bocah perempuan bernama lengkap Luzie Megawati ini mulai bertanya-tanya.

''Selama itu, saya belajar bahwa Tuhan Maha Esa. Lalu, mengapa bisa ada kata-kata demikian?'' kata perempuan yang akrab disapa dengan panggilan Anis ini kepada Republika belum lama ini.

Saat itu, ungkap Anis, dirinya baru duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar (SD). Dalam logika kanak-kanak seumur itu, diakui, masih agak sulit baginya untuk bisa memahami beragam cara melukiskan atau menyebut Tuhan dari agama Katolik yang dianutnya saat itu dan dari tradisi keluarganya yang dominan Kong Hu Cu.

Perempuan kelahiran 14 Januari 1972 ini memang berasal dari keluarga campuran berdarah Tionghoa dan nenek dari pihak ibu yang asli Jawa. Karena itu, tak mengherankan jika kehidupan agama keluarganya cenderung didominasi tradisi Kong Hu Cu. Namun, untuk urusan keyakinan, sejak kanak-kanak, ia memeluk Katolik.

''Tapi, Katoliknya tidak fanatik karena bercampur dengan tradisi keluarga. Saya ke gereja, ke kelenteng, ke wihara, dan juga terbiasa melihat tradisi Jawa kejawen, seperti bakar kemenyan dari pihak nenek.''

Dari seringnya melihat tulisan itu, kemudian mulai terjadi gesekan dalam diri Anis, yang pada akhirnya menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari hal tersebut dari sumbernya. Sejak saat itu, ia mulai mencuri-curi waktu berkunjung ke toko buku swalayan yang baru buka di kota tempat tinggalnya, hanya sekadar untuk membaca buku-buku mengenai keislaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement