Sabtu 28 Jan 2017 18:01 WIB

Cikal bakal Museum Islam Jakarta

Jakarta Islamic Center Mosque (JIC) in North Jakarta (file photo)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Jakarta Islamic Center Mosque (JIC) in North Jakarta (file photo)

 Oleh: Rakhmad Zailani Kiki*

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Senin, 23 Januari 2017, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) mendapat kunjungan Direktur Departemen Islamic Art dari Museum Louvre, Prancis, Prof. Dr. Yannick Lintz, yang didampingi pejabat dari Kedubes Prancis. Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan, karena Jakarta Islamic Centre pernah melakukan kunjungan ke Museum Louvre, Prancis pada kegiatan 'Studi Museum dan Peradaban Islam ke Eropa' 27 September sampai dengan 6 Oktober 2015.

Jakarta Islamic Centre melakukan kerja sama dengan Islamic Art Museum Louvre, Perancis  untuk mendirikan Museum Islam Jakarta. Menurut Kepala Badan Manajemen Jakarta Islamic Centre, Drs. KH Ahmad Shodri HM,  Museum ini diharapkan akan menjadi simbol peradaban Islam di DKI Jakarta. Nantinya museum akan diisi dengan publikasi dari berbagai sumbangsih ulama, baik itu berupa manuskrip atau peninggalan-peninggalan Islam di Jakarta.

Dia menuturkan, museum itu akan menjadi gambaran pengembangan peradaban Islam di Jakarta dan diharapkan juga menjadi gambaran kemajuan Islam di Indonesia. Jakarta Islamic Centre melakukan kerja sama dengan Islamic Art Museum Louvre, Prancis karena memiliki pengalaman dalam tata kelola museum yang baik. Diharapkan Museum Islam Jakarta akan menjadi jendela pengetahuan sekaligus penegasan tentang corak keislaman di Ibu Kota dengan tata kelola yang bagus.

Kepala Bidang Pengembangan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, Heri Suhartono, mengharapkan hasil yang bagus dari kerja sama tersebut, karena melibatkan pengelola yang berpengalaman. Dinas Sosial DKI Jakarta mendukung penuh penyelenggaraan Museum Islam Jakarta, karena mulai tahun 2017 ini, Jakarta Islamic Centre menjadi unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Sosial DKI Jakarta.

Dukungan terhadap Museum Islam Jakarta juga datang dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono. Dia menyatakan bahwa Museum Islam Jakarta dapat memberikan wawasan kepada generasi penerus bangsa karena berisi materi yang berkaitan dengan budaya yang dimiliki Indonesia yang juga memiliki kaitan dengan sejarah. Seperti halnya dengan Masjid Sunda Kelapa yang sudah menjadi ruh, jiwa agama dan budaya.

Cikal bakal Museum Islam Jakarta di  Jakarta Islamic Centre sudah ada sejak masterplan Jakarta Islamic Centre dibuat pada tahun 2002 dengan nama Ruang Mushaf Al Quran. Kemudian, pada tahun 2007, konsepnya dimatangkan dan dikembangkan menjadi Betawi Corner.

Betawi Corner adalah sebuah tempat yang sedikitnya memiliki lima fungsi, yaitu: pertama, sebagai tempat pendokumentasian, pelestarian, pengkajian dan pengembangan produk-produk kebudayaan Islam Betawi yang representatif; kedua, sebagai tempat bertemu, berdiskusi, dan bermusyawarah bagi ulama dan masyarakat Betawi; ketiga, sebagai tempat sosialisasi produk-produk kebudayaan Islam Betawi di tengah-tengah masyarakat Betawi dan masyarakat umum;  keempat, sebagai tempat pembibitan dan pengkaderan ustaz-ustaz muda Betawi yang akan menjadi ulama-ulama Betawi yang berkualitas, bukan saja untuk masyarakat Betawi saja, tetapi juga untuk kepentingan umat Islam secara keseluruhan di kemudian hari; dan kelima, sebagai salah satu tempat pemberdayaan, sehingga masyarakat Betawi tidak tertinggal di bidang sosial dan ekonomi dengan akhlak dan tingkat pemahaman keislaman yang memadai.

Dengan kelima fungsi tersebut, Betawi Corner tidak hanya berfungsi layaknya museum yang hanya menyimpan manuskrip, buku, dokumen-dokumen dan produk-produk sejarah lainnya. Tetapi lebih dari itu, Betawi Corner dapat menjadi pusat pengkajian dan pengembangan Islam Betawi yang manfaatnya diharapkan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Betawi saja, tetapi juga oleh masyarakat luas. Betawi Corner Jakarta Islamic Centre melengkapi tempat pelestarian dan pengembangan kebudayaan Betawi yang sudah ada sebelumnya, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan yang berlokasi di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Betawi Corner sempat berjalan sebagai wadah diskusi ulama dan tokoh Betawi, sedangkan koleksi buku dan dokumen diletakkan di Perpustakaan Jakarta Islamic Centre. Baru pada era kepimpinan Drs. KH Ahmad Shodri HM, tahun 2013 sampai dengan sekarang, Betawi Corner dikembangkan dan diformulasikan kembali menjadi Museum Islam Jakarta, untuk mengakomodasi seluruh pihak dan kelompok etnis yang telah berkontribusi besar dalam mengukir sejarah dan perkembangan Islam di Jakarta.

Gagasan Museum Islam Jakarta di Jakarta Islamic Centre dari Drs. KH Ahmad Shodri HM menemukan momentumnya karena Jakarta Islamic Centre telah menjadi salah satu destinasi unggulan dari 12 Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara dan salah satu dari Destinasi Wisata Syariah di DKI Jakarta.

Museum Islam Jakarta dikonsepkan sebagai museum tingkat regional, yaitu museum yang koleksinya dari seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan akan mengembangkan koleksi yang berasal dari provinsi lainnya, seperti Banten, Jawa Barat, bahkan dari Malaysia dan wilayah lainnya di nusantara.

Jakarta Islamic Centre merupakan salah satu etalase Islam di Indonesia, khususnya etalase Islam di Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Hal ini dimungkinkan karena Museum Islam Jakarta didirikan agar dapat mencakup berbagai hal mengenai keilmuan Islam, sejarah Islam, seni Islam, teknologi Islam dan budaya Islam di Jakarta, yang tentu saja memiliki hubungan dengan wilayah lain di sekitarnya.

Keberadaan Museum Islam Jakarta diharapkan dapat dinikmati masyarakat pada tahun 2018. Namun demikian, persiapannya sudah dimulai sejak awal tahun 2017 dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti Museum Louvre, Prancis, agar Museum Islam Jakarta menjadi museum yang dikenal di seluruh dunia yang melestarikan dan menampilkan sejarah dan perkembangan Islam di Jakarta yang rahmatan lil `alamin. ***

*Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement