Senin 23 Jan 2017 22:30 WIB

Sungai Eufrat, Sumber Ketegangan Politik

Sungai eufrat
Foto: blogspot.com
Sungai eufrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang tahun, Eufrat mengalirkan air rata-rata sebanyak 28 miliar meter kubik. Aliran terbesarnya terjadi pada April dan Mei. Ada sejumlah kota besar yang dialiri sungai ini, di antaranya, ar- Raqqah dan Dayr az Zawr di Suriah, Karbala, al-Hillah, serta an-Najaf di Irak.

Pada era modern, Sungai Eufrat kerap menjadi sumber ketegangan politik di antara negara-negara yang dialirinya, yakni Turki, Suriah, dan Irak. Mengapa mereka bersitegang? Ya, karena tiap-tiap negara berlomba mengambil manfaat sebesar-besarnya dari sungai ini, misalnya, untuk irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Turki, misalnya, ingin mengalihkan sejumlah besar aliran air Sungai Eufrat dalam upaya mengembangkan kawasan pedesaan Anatolia. Proyek yang disebut Southeast Anatolia Project (GAP menurut singkatan Turki) ini meliputi pembangunan 22 dam dan 19 pembangkit listrik.

Proyek utama dari GAP adalah Bendungan Ataturk yang merupakan salah satu ben dung an terbesar di dunia. Bendungan ini selesai dibangun pada 1990. Untuk mengisi ben dungan ini, tentu saja Turki harus mengambil air dari Sungai Eufrat dalam jumlah besar.

Agak ke hilir, Eufrat kembali mendapat “gangguan”. Kali ini, dari Suriah yang telah menanamkan investasi cukup besar untuk membangun irigasi dan pembangkit listrik dari Bendungan al-Thawrah atau disebut juga Ben dungan Revolusi. Tuntas dibangun pada 1973, bendungan ini menciptakan waduk seluas 640 km persegi yang disebut Waduk Assad.

Penggunaan air Sungai Eufrat secara besarbesaran oleh Suriah untuk keperluan bendungan tersebut membuat Irak berang. Irak sempat mengajukan protes keras kepada negara tetangganya ini. Untungnya ketegangan yang terjadi pada 1975 ini tak berujung pada perang senjata.

Seperti kebanyakan negeri di Timur Tengah lainnya, Irak sangat memerlukan sistem pengairan yang baik dengan pasokan air yang melimpah untuk menyuburkan lahan-lahan pertaniannya yang cenderung gersang. Maka, tak mau kalah dengan Suriah dan Turki, Irak pun berusaha memanfaatkan aliran air Sungai Eufrat dengan membuat bendungan. Hadirlah Bendungan Keban yang menjadi pusat cadangan air bagi Irak.

(Baca: Sungai Surga Eufrat)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement