Senin 23 Jan 2017 19:30 WIB
Belajar Kitab

Arti Sebuah Mimpi

Mimpi biasanya tidak selalu baik, namun juga pertanda akan hal yang sebentar lagi terjadi. Ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
Kabah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bagian utama kitab ini, penulis yang lahir pada 33 H itu mengutarakan tafsir bagi mereka yang melihat Allah dalam mimpi. Bila bermimpi melihat Allah dengan penuh kebahagiaan, kondisi yang sama akan ia rasakan saat berjumpa Allah kelak di akhirat. Bermimpi bertemu dengan Allah dan diberikan perhiasan dunia, ia akan mendapatkan cobaan berupa sakit atau ujian lainnya.

Jika bersabar, ia akan masuk surga. Sedangkan apabila bermimpi melihat Allah turun di sebuah lokasi, tempat tersebut akan diberkahi. Ibnu Sirin pun menegaskan, jenis mimpi semacam ini hanya akan dialami oleh orang-orang saleh. Selain mereka, mustahil terjadi. “Bila hanya berupa bentuk atau khayalan, ia telah berdusta dan berbid’ah ria,” tulisnya.

Sementara itu, bila ada yang bermimpi bertemu malaikat, ia akan memperoleh kemuliaan dan kebahagiaan di antara warga lainnya. Sedangkan bila mimpi melihat malaikat sedang berada di masjid, itu pertanda warga setempat harus memperbanyak doa, sedekah, dan istigfar.

Demikian halnya bila mimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dalam mimpi bisa diartikan sebagai tanda datangnya kebahagiaan, baik di dunia maupun akhirat, sepanjang wajah Nabi yang ia lihat berseri-seri. Bila sebaliknya, yaitu melihatnya dengan kondisi yang kurang berkenan, seperti marah, bisa bermakna akan mendapat kesusahan. Sedangkan melihat para nabi selain Muhammad, bisa diartikan dengan keberkahan yang melimpah.

Bagaimana bila seseorang bermimpi melihat Ka’bah? Dalam buku ini dijelaskan, bermimpi melihat Ka’bah ada beberapa kondisi. Di antaranya, ketika melihat Ka’bah, bangunan fisiknya berubah baik berkurang atau bertambah maka ada kait annya dengan pemimpin umat Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement