Jumat 20 Jan 2017 15:07 WIB

ATM Beras Mudahkan Warga Miskin Penuhi Kebutuhan Dasar

Petugas mengambil beras dari mesin ATM beras di Komplek Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung, Selasa (29/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas mengambil beras dari mesin ATM beras di Komplek Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung, Selasa (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOT -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meningkatkan layanan kepada masyarakat miskin dengan terus melakukan inovasi salah satunya lewat pengembangan anjungan terima mandiri atau ATM Beras.

"Layaknya ATM pengambilan uang, ATM Beras diverifikasi untuk memudahkan masyarakat miskin dapat mengambil beras secara cuma-cuma dengan menggunakan kartu peserta," kata Ketua Baznas Bambang Sudibyo dalam acara peluncuran Program ATM Beras di Lobby Gedung Arthaloka, Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers Baznas, Jumat (20/1).

Menurutnya, inovasi ATM Beras dirancang untuk membantu masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar yang kian sulit dijangkau akibat kenaikan harga beras. Cara kerjanya hampir sama seperti mesin ATM perbankan tempat pengambilan uang tunai.

"ATM Beras merupakan inovasi Baznas dalam memberikan kemudahan layanan masyarakat mesin," katanya.

Ia menjelaskan, mesin ATM Beras yang digunakan berasal dari karya anak bangsa, seorang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB). Dengan mesin tersebut, masyarakat miskin akan lebih mudah mendapatkan bantuan beras dari titik-titik lokasi ATM Beras.

"Baznas berkomitmen mengadopsi sebanyak mungkin gagasan layanan dari masyarakat untuk membantu masyarakat kurang mampu," katanya.

Peluncuran ATM Beras diselenggarakan dalam rangkaian Milad ke-16 Baznas. Mesin yang berada di gedung Arthaloka merupakan prototype dari mesin ATM Beras yang akan dipasang di 10 titik wilayah Jabodetabek yakni di Kantor Baznas Jalan Kebon Sirih Jakarta dan sembilan lainnya di masjid yang bekerjasama dengan Baznas.

"Tiap unit mesin memiliki kapasitas penampungan beras sebanyak 230 liter yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 120 kepala keluarga (KK). Setiap unit mesin akan diisi ulang sebanyak delapan kali dalam satu bulan," katanya.

Menurut Bambang, program ATM Beras dilatarbelakangi dari terus meningkatnya jumlah keluarga miskin di Indonesia, berdasarkan data BPS pada Maret 2016 jumlah keluarga miskin mencapai 28,01 juta jiwa.

Selain itu, Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kelaparan serius di dunia dengan nilai indeks kelaparan global atau 'global hunger index (GHI) sebesar 29,1 persen berdasarkan data dari 'International Food Policy Research Institute tahun 2016.

Tidak hanya itu, lanjutnya, angka inflasi di awal Januari 2017 mencapai 4,7 persen, atau mendekati batas maksimum yang dijaga Bank Indonesia yakni sebesar 5 persen (Lembaga Penjamin Simpanan tahun 2017).

"Isu pangan menjadi penting saat ini, Bappenas menyampaikan kasus gizi buruk mencapai 30 persen dari jumlah anak di negeri ini," kata Bambang.

Bambang menambahkan, program ATM Beras juga sesuai dengan dukungan Baznas untuk terus melaksanakan SDGs sebagai upaya menghapus kekurangan pangan bagi masyarakat miskin di Tanah Air.

Selain meluncurkan ATM Beras, pada rangkaian Milad ke-16 Baznas juga mendapat "kado" istimewa dengan memperoleh sertifikat ISO 9001:2015, sebuah sistem manajemen berstandar global dari Worldwide Quality Assurance (WQA).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement