Senin 09 Jan 2017 11:34 WIB

Gus Ipul Sebut Majelis Zikir Sebagai Benteng Moral

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Jamaah mengikuti shalat Isya sebelum acara puncak Dzikir Nasional 2016 di Masjid At-Tin, Jakarta, Sabtu (31/12).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Jamaah mengikuti shalat Isya sebelum acara puncak Dzikir Nasional 2016 di Masjid At-Tin, Jakarta, Sabtu (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyebut, majelis zikir hingga shalawatan dapat berperan sebagai benteng dalam menjaga pendidikan moral dan akhlak umat. Hal tersebut disampaikannya di hadapan ribuan jamaah Tabligh Akbar Puncak Safari Maulid 40 malam di halaman Pondok Pesantren Riyadatul Jannah Pendem Kota Batu, Ahad (8/1) malam.

Ia menjelaskan bahwa pendidikan akhlak, moral, dan agama merupakan modal penting dalam pembangunan. Bahkan, kemajuan suatu daerah dapat pula dilihat dari akhlak dan moral masyarakatnya. "Peran dari kiai dan ulama dalam menjaga pendidikan akhlak, moral, dan agama menjadi hal yang penting untuk terus dilakukan," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul ini.

Menurut Gus Ipul segala permasalahan hingga kesenjangan sosial dapat teratasi jika masyarakatnya memiliki akhlak yang baik. Dicontohkannya, permasalahan akhlak meliputi degradasi moral, kejahatan narkoba, pornografi, kekerasan sosial terhadap anak, sampai pandangan-pandangan yang menggoyahkan sendi sendi berbangsa dan bernegara bisa terobati melalui pengajian dan majelis majelis dzikir dan sholawatan seperti ini.

“Itulah warisan dari ulama yang sangat mulia, semoga melalui majelis ini seluruh jamaah akan dicatat sebagai amal saleh dari Allah SWT,” ungkapnya.

Menurut dia, jamaah yang mengikuti majelis seperti ini hanya berharap keberkahan dan ridha dari Allah SWT. Majelis ini, juga menyebarkan pesan damai dari Indonesia untuk negara negara yang tengah diuji melalui perang dan perpecahan yang terjadi di negara Timur Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul berpesan agar dalam mengarungi kehidupan ini umat harus senantiasa memiliki ilmu agar hidupnya bahagia dan gembira di dalam segala hal. Hanya orang-orang yang memiliki ilmulah yang tahu langkahnya benar atau salah, mengerti jalan yang baik dan buruk.

“Kita harus tahu, bahwa hidup ini ada benar dan salah, ada baik dan buruk dan hidup ini ada yang pantas dan tidak pantas. Semoga melalui majelis ini ilmu kita bertambang menjadi seseorang yang istiqamah dan lebih amanah lagi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement