REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Setiap Muslim mendambakan di akhir hayatnya menghadap Yang Maha Kuasa dalam keadaan husnul khotimah.
Sepenggal cerita menjemput ajal datang dari sebuah kampung di Lawang, Kabupaten Malang. Meninggalnya seorang warga bernama Miftah Arifin membuat nama Kampung Kauman, Lawang, menjadi pusat perhatian.
Miftah adalah seorang warga biasa yang tinggal di Jalan Kauman Nomor 72. Namun, kisah kematiannya bisa menjadi teladan bagi setiap Muslim. Pada Selasa (3/1) malam, ia meninggal dalam keadaan bersujud di Masjid Babus Salam, Lawang. Kabar meninggalnya Miftah sontak mengagetkan warga kampung lantaran terjadi sangat tiba-tiba.
Tidak ada yang berbeda di Masjid Babus Salam, Kauman, Lawang pada malam itu. Muhammad Sueb, petugas masjid, bersiap-siap mematikan lampu dan mengunci pintu usai seluruh jamaah menunaikan shalat Isya.
Sekitar pukul 19.35 masih ada beberapa jamaah yang tinggal untuk menjalankan shalat bakda Isya, termasuk Miftah Arifin. Sueb pun menunggu hingga seluruh jamaah benar-benar meninggalkan masjid.
Jarum jam menunjukkan pukul 19.50, tapi Sueb masih melihat Miftah Arifin tak kunjung menuntaskan shalatnya. “Saya kenal Pak Miftah karena dia warga sini dan rajin ke masjid, tapi malam itu dia sujud lama sekali saya tunggu hampir setengah jam ia terus bersujud,” kisah Sueb kepada Republika.co.id saat ditemui pada Kamis (5/1) di Masjid Babus Salam.