Selasa 03 Jan 2017 20:00 WIB

Klaim Sumir Taj Mahal

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Taj Mahal
Foto: Pawan Sharma/AP
Taj Mahal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan segala yang ditampilkan, mereka yang berkunjung tak bisa menutup mata atas daya pikat Taj Mahal. Dalam catatan perjalanannya, William Hodges (1744-1797) menulis, penampilan keseluruhan Taj Mahal laksana hamparan mutiara.

Melihat Taj Mahal, Hodges mengakui, timbul perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya dari karya seni mana pun. Paduan material terbaik dan rancang bangun yang indah ditambah momen pembangunannya melampaui apa yang pernah Hodges temui.

Kesan serupa juga terekam oleh Jean Baptiste Tavernier (1605-1686) yang bersama orang-orang Eropa lainnya berkunjung ke Taj Mahal pada 1641 atau 11 tahun setelah Taj Mahal mulai dibangun. Tavernier menerbitkan tulisannya Six Voyage di Paris pada 1676 dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris lengkap dengan sketsa Taj Mahal.

Begitu pun dengan penjelajah Prancis, François Bernier (1620-1688) dan Jean de Thevenot (1633-1667) yang juga mengunjungi Taj Mahal. Thevenot menuliskan kesannya atas Taj Mahal dalam Voyages yang terbit di Paris pada 1684 dan London pada 1687. Sementara, Bernier memublikasikan tulisannya berjudul Travels in the Mogul Empire. Yang terbaru adalah pesan lisan mendiang Putri Diana yang menunjukkan kesannya terhadap Taj Mahal dan menyempatkan diri berfoto di sana yang kemudian foto itu tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Tentu, berdirinya Taj Mahal juga bukan tanpa kritik. Sebagian kelompok mempertanyakan mengapa Taj Mahal lebih mirip arsitektur Hindu pra-Islam di India dengan dinding tebal, rangka-rangka melengkung, dan gaya Indo-Islamik.

Pernyataan sumir lain menyebut Taj Mahal bukanlah hasil karya jenius Muslim, melainkan karya seorang India dan seorang Eropa. Tokoh klaim palsu ini adalah Havell yang menulis bervolume-volume buku untuk mendiskreditkan Muslim atas capaian arsitektur mereka di India.

Tesis Havell menuding, bangunan-bangunan yang disebut beraristektur Islam di India hanyalah turunan dari arsitektur Buddha India. ''Taj Mahal pada dasarnya adalah arsitektur India, sementara rancangannya mencontoh rumah ibadah Buddha dan kubah-kubahnya berasal dari dekorasi Buddha,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement