REPUBLIKA.CO.ID, BRADFORD -- Rencana pembangunan masjid baru di jalan yang sibuk di West Bowling, Bradford, ditolak. Anehnya, penolakan dilakukan dengan alasan potensi kebisingan dan ganggunan yang akan menjadi masalah bagi penduduk.
Rencana pembangunan masjid seyogyanya dilakukan Madrasah Noor Ul Qur'an, yang telah berdiri sejak 2010 lalu, usai merobohkan sebuah bungalow terlantar di situs Parkside Road. Seharusnya, bekas bangunan terlantar itu akan diganti dengan tempat ibadah umat Islam berlantai dua, yang menawarkan fasilitas ibadah dan sekolah untuk anak-anak lokal.
Dalam sebuah rencana desain, dikatakan pembukaan dan penutupan masjid akan bervariasi disesuaikan dengan waktu shalat, mulai sekitar 02.30 sampai 11.00. Selain itu, Madrasah malah sudah menegaskan kalau pembangunan situs ibadah sangat ideal untuk warga lokal, yaitu dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pengembangan masyarakat.
Pengajuan ini ternyata sudah menarik lebih dari 300 komentar secara daring, dengan 227 orang mendukung dan cuma 84 orang yang menentang. Sebagian besar pendukung menilai pembangunan situs ibadah akan mempromosikan rasa saling menghormati, baik kepada orang tua maupun tetangga, serta dapat mengurangi tingkat kejahatan dan penggunaan narkoba.
Sedangkan, surat dan petisi penolakan masjid mengemukakan alasan kemungkinan masalah kebisingan bagi warga, serta kurangnya lahan parkir yang ditakutkan membuat kemacetan. Selain itu, ada argumen yang menyatakan rumah ibadah untuk umat Islam di daerah setempat sudah lebih dari cukup, dan meminta jam operasi dilakukan sejak 07.00 sampai 20.00.
Asisten Direktur Dewan Bradfor, Julian Jackson, mengatakan transportasi, lalu lintas, dan jam operasional menjadi alasan penolakan yang paling kuat. Selain itu, potensi kebisingan dan gangguan di masa yang akan datang dikatakan sebagai alasan utama penolakan rencana pembangunan masjid.