Selasa 27 Dec 2016 17:46 WIB

Anak dan Orang Tua Bisa Saling Angkat Derajat di Akhirat

Suasana acara mengenang 100 hari berpulangnya ke rahmatullah Muhammad Maftuh Basyuni di Jakarta, Sabtu (24/12/2016).
Foto: Nurrokhim/REPUBLIKA
Suasana acara mengenang 100 hari berpulangnya ke rahmatullah Muhammad Maftuh Basyuni di Jakarta, Sabtu (24/12/2016).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anak dan orang tua bisa saling angkat derajat di akhirat kelak. Anak yang saleh dapat mengangkat derajat orang tuanya  di akhirat. Demikian pula, orang tua yang saleh dapat mengangkat derajat anak atau keturunannya di akhirat.

Tentu saja ada kuncinya. “Kunci utamanya adalah anak dan orang tua tersebut sama-sama saleh dan beriman,” kata Ustadz Mustaghfirin Muin saat mengisi tausiyah pada acara mengenang 100 hari berpulangnya ke rahmatullah Muhammad Maftuh Basyuni bin KH Basyuni Masykur di Gedung Granadi Jakarta, Sabtu (24/12/2016).

Mustaghfirin lalu mengutip Alquran Surah Ath-Thur ayat 21, yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak  mengurangi sedikitpun  pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang  terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Jadi, kata Ustadz Mustaghfirin, orang yang beriman dan beramal saleh itu bisa menyelamatkan tiga orang sekaligus. “Yakni, diri sendiri, orang tua dan anak-anaknya,” tuturnya.

Meskipun demikian, Mustaghfirin menegaskan, orang tua tidak boleh mengandalkan kepada anak. “Kita tidak boleh mengandalkan kebahagiaan hidup kita di akhirat kepada anak-anak kita. Sebab, kita tidak pernah tahu bagaimana hidup mereka setelah kita wafat. Yang terpenting adalah kita beriman dan selalu memperbanyak amal saleh,” papar Mustaghfirin.

Muhammad Maftuh Basyuni lahir di Rembang, 4 November 1939. Ia wafat  di Jakarta, 20 September 2016 dalam usia 76 tahun. Semasa hidupnya, lulusan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi itu  sempat memangku berbagai jabatan penting, antara lain kepala rumah tangga kepresidenan saat Soeharto menjadi presiden RI, sekretaris Negara pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, dubes RI untuk Arab Saudi, dan  menteri agama pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat meninggal dunia, Mafthuh Basyuni memegang amanah sebagai Ketua Pelaksana Harian Masjid At Tin Jakarta.

Acara mengenang 100 hari berpulangnya ke rahmatullah Maftuh Basyuni diisi dengan pembacaan Surah Yaa Siin, zikir dan doa, serta tausiyah. Acara tersebut dihadiri oleh keluarga, sejumlah mantan dubes, para tokoh nasional dan sahabat-sahabat almarhum. Pada kesempatan tersebut, dua sahabat almarhum, yakni mantan Menko Kesra dan Kepala BKKBN Haryono Suyono dan mantan KASAU Sutria Tubagus, memberikan testimoni tentang Maftuh Basyuni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement