Jumat 23 Dec 2016 08:14 WIB

Rayuan Pulau Kelapa dan Klinik Apung Said Tuhuleley di Kepulauan Timur Indonesia

Maket klinik apung
Foto:
Aktivitas perdagangan di Pasar Kadelang, Alor, Nusa Tenggara Timur, Rabu (24/8).

Maka, jelas menjadi sebuah kehormatan bila Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMu) dalam kurun tiga bulan ke depan akan meluncurkan sebuah Klinik Apung dengan berupa kapal dengan nama almarhum Said Tuhuleley yang lahir di Saparua, Maluku, itu.

Dalam hal ini  saya pun pun bergetar ketika mendengar ungkapan Direktur Utama Lazismu Andar Nubowo:

“Pemilihan nama klinik apung dengan nama Said Tuhuleley merupakan penghargaan dari LazisMu, bahwa yang bersangkutan merupakan simbol 'pejuang kaum marginal' di lingkungan Muhammadiyah. Semasa menjadi Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah hingga berpulang pada 9 Juni 2015 lalu, Said gigih menjalankan berbagai program peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin," katanya, Selasa (20/12).

Memang selama hidupnya, Said dikenal getol membumikan konsep 'dakwah sosial' ala Muhammadiyah dalam praktik sehari-hari. Bahkan, dia telah berjasa menghidupkan semangat melayani kaum dhuafa. Karena itulah, Muhammadiyah melalui LazisMu menetapkan nama 'Said Tuhuleley' sebagai nama klinik apungnya.

"Klinik apung 'Said Tuhuleley' dibangun di atas sebuah kapal pesiar berukuran sekitar 3,5 meter x 15 meter. Klinik ini akan memberi pelayanan kesehatan kepada kaum miskin di wilayah kepulauan Maluku hingga Papua secara periodik," ujarnya.

Saat ini, pembangunan klinik apung 'Said Tuhuleley' dalam proses penyelesaian di sebuah galangan kapal di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Diharapkan, kapal bisa dioperasikan pada saat sidang Tanwir Muhammadiyah, Februari 2017.

Pembangunan klinik apung 'Said Tuhuleley' menghabiskan dana sekitar Rp 2 miliar. Biaya tersebut hanya meliputi konstruksi kapal, belum termasuk peralatan medisnya. Sumber dana diperoleh dari masyarakat yang menyalurkan donasinya melalui Lazismu.

Akhirnya, segala kenangan indah dengan sosok Said Tuhuleley diharapkan bisa lestari. Sosok Said yang sederhana , setia, dan serius bekerja terbayar dengan penyematan namanya pada kapal klinik apung itu. Bila Bang Said masih hidup dia pasti akan tersenyum melihat sebagian cita-citanya terwujudkan.

Allahumaghfirlahu warhamhu…!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement