REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama mencatat sebanyak 17.106 madrasah dari total 50.543 madrasah di seluruh tingkat pendidikan masih belum terakreditasi. Minimnya anggaran jadi alasan di balik permasalahan tersebut. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama mengakui bahwa tantangan madrasah memang sangat besar dari berbagai aspek.
Dimulai dari pemenuhan standar sarana maupun prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, dan standar-standar lainnya. Tantangan tersebut semakin terasa seiring dengan terbatasnya anggaran yang tersedia.
“Pendidikan madrasah adalah salah satu hal yang tidak didesentralisasi sehingga tanggung jawabnya masih di bawah Kemenag. Mengingat anggarannya masih rendah, dibutuhkan peran pemda untuk bersama-sama pemerintah pusat membantu madrasah,” ungkap Prof Dr Kamaruddin Amin di Jakarta, pekan lalu.
Ia selaku penanggung jawab pengembangan madrasah di Kemenag bertekad mempercepat akreditasi madrasah. Sehingga semua madrasah dapat terakreditasi dengan baik. Untuk itu, Kamaruddin memandang perlu penganggaran khusus berkaitan dengan percepatan akreditasi madrasah ke depan.
Berdasarkan data Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, terdapat 76.551 madrasah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Perinciannya untuk jenjang pendidikan anak usia dini, Kemenag membina 26.098 Raudlatul Athfal (RA), sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, terdapat 50.453 Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
Akreditasi RA belum menjadi prioritas lantaran lembaga akreditasinya, yaitu Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini/Non Formal atau BAN PAUD/NF, baru terbentuk tahun lalu. Sementara dari total 50.453 madrasah, sebanyak 33.347 madrasah sudah terakreditasi, sedangkan sisanya sebanyak 17.106 madrasah belum terakreditasi.
Perinciannya, sebanyak 16.237 MI sudah terakreditasi, sedangkan 8.693 MI lainnya belum. Untuk jenjang MTs, 11.573 madrasah sudah terakreditasi, sedang 6.009 madrasah belum. Kemudian sebanyak 5.537 MA sudah terakreditasi, sedangkan 2.404 MA lainnya belum.