Sabtu 17 Dec 2016 20:00 WIB

Ya Rasulullah, Umatmu Masih Kelaparan

Rasullullah
Foto: wikipedia
Rasullullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seakan sendi-sendi pada tubuh Rasulullah SAW bergeser antara satu sama lain.

Sahabat Umar bin Khattab ra. yang tidak tahan melihat keadaan Rasulullah SAW langsung bertanya setelah selesai shalat, "Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Apakah kau sakit?"

Namun, Rasulullah SAW menjawab, "Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar." Mendengar jawaban ini, Sahabat Umar bin Khattab ra. melanjutkan pertanyaannya, "Lalu mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuhmu? Kami yakin engkau sedang sakit."

Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah SAW pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah SAW yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah SAW  bergerak.

Umar bin Khattab ra. memberanikan diri berkata, "Ya Rasulullah! Adakah bila kau menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?"

Rasulullah SAW menjawab dengan lembut, "Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi, apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?"

Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah SAW melanjutkan, "Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di akhirat kelak."

Ya Rasulullah, kini, seribu empat ratusan tahun telah berlalu,  umatmu telah berjumlah sekitar 1,4 miliar  yang tersebar di seluruh dunia, beribu-ribu kali lipat dari jumlah umat Islam di saat engkau masih berada di tengah-tengah mereka. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara  Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan, yakni Pakistan, India, dan Bangladesh. Sedangkan, populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia.

Lembaga survei Pew Research Center, Amerika Serikat menyatakan, umat Islam akan mencapai 34,9 persen dari total populasi dunia selepas 2070. Hal ini ditopang pertambahan penduduk muslim sebesar 2,2 persen setiap tahun. Artinya, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, jumlah umat muslim diyakini akan melampaui penganut agama Kristen yang selama beberapa abad dominan.

Ya Rasulullah, namun ironisnya, walau jumlah umat Islam begitu besar dan akan menjadi terbesar di dunia, Business Insider melaporkan separuh dari 25 negara termiskin di dunia saat ini adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Sebagian dari negara-negara termiskin tersebut kini penduduknya, khususnya umat Islam, sedang mengalami kelaparan, bahkan sudah dalam fase kelaparan yang sangat akut. Yang terparah, kini sedang dilanda oleh penduduk Yaman.

Koran Republika (Rabu,14/12/2016) memberitakan jika seorang anak tewas setiap 10 menit di Yaman saat ini. Penyebab utamanya adalah kelaparan, diare, dan infeksi saluran pernapasan. Saat ini, Yaman memang masih memegang rekor sebagai negara paling miskin di Timur Tengah sehingga kondisi kesehatan anak-anak di Yaman memang tidak sebaik anak-anak lain di Timur Tengah. Namun saat ini, akibat konflik dan perang, kondisi kesehatan anak-anak Yaman lebih buruk dari sebelumnya, malnutrsi di Yaman berada pada puncaknya dan terus bertambah. Kelaparan akut yang parah adalah penyebab utama kematian anak-anak di bawah usia lima tahun di Yaman.    

Ya Rasulullah, di bulan kelahiranmu ini, kami meminta maaf sedalam-dalamnya  kepadamu karena harapanmu belum terkabulkan, belum bisa kami tunaikan. Shalawat dan syair-syair kemulian sejarah hidupmu yang kami lantunkan dan bacakan di bulan kelahiranmu ini, diiringi tabuhan rebana bertubi-tubi, sepertinya telah berubah menjadi suara menggerutup. Suara yang berasal dari gesekan batu-batu kecil yang diikatkan di perutmu untuk menahan rasa lapar yang terdengar keras, bahkan makin keras di telinga kami.

Sebab, umat yang engkau sayangi, bahkan yang engkau sebut sebanyak tiga kali ditarikan napasmu yang terakhir, kini masih banyak yang kelaparan, sangat amat kelaparan. Terlebih para penduduk Yaman, yang engkau pernah bersabda, "Siapa yang mencintai orang-orang Yaman berarti telah mencintaiku, siapa yang membenci mereka berarti telah membenciku."

Ya Rasulullah, sungguh diri kami sangat malu dengan banyaknya umatmu yang masih kelaparan. Padahal, engkau sudah mengingatkan kami dengan sabdamu, "Sesungguhnya orang terbaik di antara kalian adalah orang yang memberi makan."

Ya Rasulullah, di bulan kelahiranmu ini, kami perbanyak shalawat untukmu dan kami berharap engkau pun mendokan kami, umatmu juga. Doakan kami untuk menjadi hamba-hamba Allah yang ikhas, jauh dari sifat bakhil, dan diberikan kekuatan untuk menjadi mujahid pembebas kaum Muslimin dari kelaparan sampai akhir hayat kami; sebagai jalan kami menuju surga-Nya. Inilah medan perang kami.

Karena engkau pernah bersabda "Barang siapa yang diakhiri (hidupnya) dengan memberi makan kepada orang miskin dalam rangka mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, maka ia akan masuk surga. Barang siapa yang diakhiri (hidupnya) dengan berpuasa satu hari dalam rangka mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, maka ia akan masuk surga. Barang siapa yang diakhiri hidupnya dengan ucapan 'Laa ilaaha illallah' dalam rangka mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, maka ia akan masuk surga". Aamiin yaa Arhamarraahimiin. Shallu `alannabi. ***

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki

Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centr

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement