Kamis 15 Dec 2016 09:00 WIB

Tangkal Kecurangan, Gerakan Shubuh Berjamaah Diintensifkan Jelang Pilkada

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
 Ribuan warga bersiap untuk melaksanakan Shalat Subuh Berjamaah di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (12/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ribuan warga bersiap untuk melaksanakan Shalat Subuh Berjamaah di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Pilkada Gubernur DKI Jakarta pada awal 2017 mendatang, Gerakan Shalat Subuh Berjamaah akan diintensifkan. Ini dilakukan untuk menangkal aneka upaya kecurangan dan pelemahan umat Islam.

Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF), Ustaz Bachtiar Nasir menjelaskan, setelah Shalat Subuh Berjamaah 12 Desember 2016 lalu, GNPF akan membuat lagi gerakan serupa minimal di seribu titik. "Kemarin itu bisa dibilang awalan saja, itu pun mendadak. Setelah itu GNPF akan membuat Gerakan Shalat Subuh Berjamaah," ujarnya.

Waktu yang paling berbahaya dari gelaran Pilkada adalah pada H-2, ada serangan fajar. Ada orang Islam mudah dilemahkan menggunakan uang. Karena itu, Bachtiar mengajak umat Islam mengawal serangan fajar khususnya di Jakarta. Caranya murah yaitu dengan shalat Subuh berjamaah tiga hari berturut. "Bangunkan keluarga, tetangga dan kerabat. Dukung gerakan ini. Kalahkan serangan fajar mereka," ujarnya di Masjid Raya Pondok Indah, baru-baru ini.

Kalau Pilkada DKI Jakarta dilakukan pada 15 Februari 2016, Gerakkan Shalat Subuh berjamaah khususnya di Jakarta akan digelar pada 13 hingga 15 Februari 2016. Bachtiar mengajak umat Islam untuk memohon pertolongan Allah agar kecurangan-kecurangan itu tidak terjadi dan Allah SWT melindungi. Semua kekuatan bathil pada hari itu termasuk sihir-sihir yang dimainkan akan kalah. 

"Memang kalau pesantren disumbang Rp 1 miliar lantas pesantren jadi keren gitu? Na'udzubillah. Banyak orang kehilangan orientasi akidah, sudah uang tuhannya," katanya lagi.

Ia sendiri tak mau memberi tahu calon yang akan dipilih dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. "Tidak akan saya kasih tahu, tidak ada urusan dengan politik praktis," kata Ustaz Bachtiar.

Tapi bila Ahok kasak kusuk mendompleng salah satu dari dua calon lain yang ada, dia mengatakan, maka calon yang didompleng Ahok akan jadi musuhnya dan GNPF. Umat Islam mendapatkan izzah (kehormatan) selama memilih pemimpin mukmin.

Dia mengatakan, energi hasil Aksi Bela Islam 212 sedang berjalan bukan tanpa ancaman. Berkaca pada sejarah, sempat ada ancaman kepada penduduk Madinah. Ada perkataan dari orang yang takut kepada ancaman orang kafir jika kita kembali ke Madinah, orang yang kuat akan mengusir yang lemah di antara mereka. Padahal kekuatan itu hanya milik Allah, Rasul, dan orang yang beriman. Tapi orang munafik itu tidak mengetahui.

Bachtiar menambahkan, izzah itu milik Allah SWT, Rasul, dan orang beriman. Orang-orang yang i'tiba' bersama Allah, Rasul dan orang beriman akan mulia. Kekuatan finansial dan kekuatan apa saja akan ada jika umat Islam bersama Allah SWT, Rasul, dan orang beriman.

Semangat 212 yang saat ini muncul adalah semangat persaudaraan dan persatuan. Umat Islam sekarang tahu panji umat Muslim bukan lagi organisasi dan kelompoknya. Persaudaraan yang terasa luar biasa. Di mana-mana persaudaraan Islam sedang kencang. Umat Islam di luar negeri bahkan mengingini hal yang sama.

Di antara semangat 212 adalah umat Islam menemukan momen, salah satunya Gerakan Shalat Subuh Berjamaah. Shalat Subuh Berjamaah 12 Desember 2016 lalu (1212) yang dilakukan di 250 titik merupakan modal umat Islam yang tidak mahal. 250 titik itu pun penuh semua, jamaah luber melebihi shalat Jumat.

Dia mengatakan, Shalat Subuh berjamaah hanya bisa dilakukan orang-orang terpilih dan Gerakan Shalat Subuh Berjamaah ini berjalan di seluruh Indonesia. "250 itu saja yang melapor, sebab ada juga yang tidak melapor," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement