Rabu 14 Dec 2016 16:03 WIB

Menag: Dzikir Nasional Sarana Refleksi Diri di Pergantian Tahun

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Dzikir Nasional. Jamaah mengikuti acara puncak Dzikir Nasional 2015 yang dipimpin oleh Ust Arifin Ilham di Masjid At-Tin, Jakarta, Kamis (31/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Dzikir Nasional. Jamaah mengikuti acara puncak Dzikir Nasional 2015 yang dipimpin oleh Ust Arifin Ilham di Masjid At-Tin, Jakarta, Kamis (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama mengapresiasi gelaran Zikir Nasional yang dilakukan Republika untuk ke-15 kalinya setiap 31 Desember. Ia menilai, zikir jadi sarana refleksi diri di malam pergantian tahun.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan, Zikir Nasional merupakan acara menarik sebagai opsi bagi Muslim untuk memaknai pergantian tahun. Ini pilihan bagi mereka yang memaknai pergantian tahun sebagai momen untuk refleksi. Jadi, ada proses reflektif muhasabah dan mawas diri.

"Zikir adalah medium tepat bagi kita untuk refleksi. Ini forum reflektif. Dengan zikir kita jadi mengingat Allah SWT dan mengenali diri. Dengan mawas diri, jadi ingat Allah. Ini saling berkaitan," ungkap Lukman saat ditemui Tim Redaksi Republika di Kantor Kemenag, Rabu (14/12).

Zikir Nasional Republika seperti mempertemukan momen, momen refleksi dengan momen akhir tahun. Kalau ini bisa jelaskan, Lukman yakin Zikir Nasional bisa menarik berbagai unsur dalam momen pergantian tahun.

Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi mengatakan, Zikir Nasional Republika ke-15 pada akhir 2016 bertema Indonesia Ikhlas. Zikir Nasional merupakan alternatif bagi mereka yang mau menghabiskan pergantian tahun dengan khidmat.

Zikir Nasional digelar serentak di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. "Kami ingin zikir jadi tradisi," kata Irfan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement