REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak ulama pesantren untuk mempromosikan Islam Indonesia yang moderat ke dunia internasional. Hal itu disampaikan Wapres saat membuka Halaqah Ulama ASEAN 2016 yang mengangkat tema "Enhancing Moderate Islam Through a Pesantren Network" di Hotel The Salak Bogor.
Menurutnya, jika dulu pelajar Nusantara belajar Islam ke Timur Tengah, maka apakah saat ini masih relevan di tengah kondisi konflik yang terus melanda negara-negara Arab di sana?. Sementara pada saat yang sama, perkembangan Islam di Indonesia dan kawasan ASEAN (dulu dikenal dengan Jawi, Nusantara) luar biasa, baik keilmuan maupun praktik keislaman yang menyejarah dalam bentuk budaya, produk kebudayaan maupun sistem sosial, politik dan ekonomi.
Islam yang lahir dan berkembang di Indonesia bercorak spesifik, moderat dan akomodatif terhadap budaya lokal, meski tetap mengedepankan nilai-nilai universal Islam. Jika demikian, Wapres JK mengatakan, bahwa layak jika Islam Indonesia dijadikan kiblat pemikiran dan contoh praktik Islam yang wasatiyah. "Nilai-nilai inilah yang perlu dipromosikan secara terus-menerus ke dunia internasional," ujarnya, kemarin.
Halaqah Ulama ASEAN 2016 diselenggarakan Balitbang Diklat Kementerian Agama. Kegiatan yang akan berlangsung sampai 15 Desember mendatang ini diikuti 120 peserta yang berasal dari utusan pesantren di beberapa negara ASEAN.
Selain itu, halaqah ini juga diikuti ulama, akademisi perguruan tinggi keagamaan, DPR, perwakilan mahasiswa asing di Indonesia, serta tokoh masyarakat yang terkait dengan Pendidikan Agama dan Keagamaan. ini dihadiri Menteri Agama RI dan sejumlah pejabat. Delegasi terdiri atas pimpinan pesantren dari negara Asean, akademisi, pemerhati pesantren, dan tokoh/ulama dari seluruh Indonesia.
Turut hadir dalam Pembukaan Halaqah ini, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abdurrahman Masud, Kepala Pusat Informasi dan Humas Mastuki, serta Walikota Bogor Bima Arya.