REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menjamin kebhinekaan di Jawa Barat terjaga baik pascakejadian penghentian kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Pendeta Stephen Tong, di Gedung Sabuga Bandung, Selasa (6/12) malam.
"Kami menyesalkan hal seperti ini terjadi di tengah kesepahaman bersama. Di Jabar, selama ini kebhinekaan terjaga baik, sehingga kami berkomitmen akan menjaga terus kebhinekaan tersebut," kata Ahmad Heryawan dalam siaran tertulisnya, Rabu (7/12) malam.
Ia mengatakan, sejauh ini koordinasi antar pimpinan daerah tingkat provinsi Jawa Barat cukup intens dilakukan terutama dalam menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru ke depan, guna memastikan kemananan dan kenyamanan beribadah umat nasrani.
"Saya meminta kepada semua elemen masyarakat Jawa Barat untuk tetap menjaga toleransi antar umat beragama dan persatuan serta kesatuan NKRI," kata Aher menjelaskan.
Menurut Aher, proses koordinasi akan makin ditingkatkan setelah kejadian tersebut karena semua kesalafahaman sering terjadi pada saat semua pihak tidak bermufakat menyepakati bersama-sama.
"Insya Allah, komitmen kebangsaan dan kebhinekaan kami di Jawa Barat akan selalu terjaga. Untuk itu saya minta Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bandung termasuk Pemkot Bandung untuk segera mengumpulkan semua detil laporan sekaligus menuntaskannya segera," katanya.
Aher mengatakan dalam situasi seperti sekarang ini yang terpenting untuk tidak memperkeruh suasana. "Sesama anak bangsa, harus membangun saling pengertian agar tidak memperkeruh suasana dan memicu persoalan baru."
Aher berharap semua pihak tidak terpancing oleh isu-isu tidak bertanggugjawab yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.