Selasa 06 Dec 2016 22:13 WIB

Sosialisasi Kurang, Potensi Zakat Baru Tergali Dua Persen

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Zakat, ilustrasi
Foto: ROL/Mardiah
Zakat, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kesadaran umat Muslim dalam mengeluarkan zakat dinilai masih rendah. Direktur Pemberdayaan Zakat Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI Tarmidzi Thohor mengatakan potensi zakat umat Muslim Indonesia sebesar Rp 217 triliun.

Kendati demikian saat ini baru tergali sebesar Rp 4 triliun atau sekitar dua persen saja. Padalah jika potensi zakat dapat dimaksimalkan dapat mengentaskan permasalahan kemisikinan di Indonesia.

"Zakat ini potensinya sangat besar, Rp 217 triliun itu hampir 10 persennya dari porsi APBN, sayangnya baru dapat tergali dua persen saja,” ujar Tarmidzi saat pengangkatan dan pengukuhan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kota Solo periode 2016-2021 di Balai Tawangarum, Balai Kota Solo pada Selasa siang (6/12).  

Potensi zakat yang belum tergarap optimal tersebut kata dia tak lepas dari sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat yang masih kurang. Dia juga melihat hal tersebut juga disebabkan Sumber Daya Manusia (SDM) di badan amil zakat masih minim.

“Ini masih minim sosialisasi, bahkan sosialisasi zakat itu hanya tiga hari dalam setahun pada akhir bulan Ramadhan saja,” kata dia.

Dia berharap Baznas Kota Solo dapat bekerja optimal dan dapat mendongkrak semangat umat Muslim Kota Solo untuk mengeluarkan zakatnya. Selain itu dia juga menekankan kepada Baznas di setiap daerah agar memiliki program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Orang membayar zakat hanya karena dosa, pahala atau menunaikan kewajiban saja, padahal lebih dari itu, zakat mempunyai manfaat lain salah satunya menstabilkan ekonomi negara ini,” ucapnya.

Dia beharap Baznas lebih aktif bekerja di lapangan menyosialisasikan tentang zakat kepada masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement