Senin 05 Dec 2016 19:00 WIB

Taman-Taman Islam Simpan Aneka Koleksi Tumbuhan Langka dan Eksotik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
  Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.
Foto: flickriver.com
Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa kejayaan Islam, taman juga jadi tempat menyimpan aneka koleksi tumbuhan langka dan eksotik. Misalnya, amir Dinasti Umayyah pertama di Spanyol, Abdul Rahman yang sangat menyukai bunga sehingga ia memenuhi taman kerajaan dengan beragam tumbuhan langka dari berbagai belahan bumi.

Ia bahkan, mengirimkan utusan ke Suriah dan beberapa daerah di timur untuk mengumpulkan tetumbuhan dan biji-bijian. Tanaman buah delima misalnya, baru dikenalkan di Spanyol ketika Abdul Rahman berkuasa. Pun kurma yang diperkenalkan ke Spanyol pada zaman Abdul Rahman.

Pada abad 10, taman-taman Kerajaan Cordoba menjadi semacam kebun raya yang jadi tempat eksperimen persemaian aneka biji, stek, dan tunas dari berbagai penjuru dunia. Taman-taman lain juga jadi situs aktivitas sains tanpa kehilangan fungsinya menyenangkan mata.

Sebuah manuskrip geografi karya al-Udhri menyebut, seorang raja yang memimpin kerajaan kecil di Spanyol (Taifa) membawa aneka tumbuhan langka ke tamannya di Almeira, termasuk di dalamnya tumbuhan pisang dan tebu.

Di pengujung era dinasti Islam di Tabriz, Azerbaijan, taman milik Il-Khans bahkan, digunakan sebagai tempat aklimatisasi berbagi tumbuhan buah dari India, Cina, Malaysia, dan Asia Tengah. Di banyak tempat pada era kepemimpinan Islam, ketertarikan para raja akan riset botani dan inovasi pertanian mendorong revolusi agrikultur di beberapa negara.

Sebut saja salah seorang sultan Dinasti Mamluk di Suriah, Qawalun yang memperkenalkan tanaman dari Kairo. Pada abad 13, Raja Kanem bereksperimen dengan menumbuhkan tebu di taman kerajaan.

Sementara pada abad 14, sultan-sultan di Yaman membuat tulisan tentang agrikultur dan mengimpor sejumlah tumbuhan eksotik, salah satunya padi, untuk kemudian ditanam di lembah Zabid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement